Sebanyak 44 credit union di bawah
kordinasi Pusat Koperasi Kredit BKCU Kalimantan bertekad menjadi gerakan credit
union Nusantara berbasis komunitas yang terintegrasi, tangguh,dan berkelanjutan.
P.Fredy, Fasilitator |
Agar
credit union (CU) benar-benar mampu membuat anggotanya sejahtera dan
berkontribusi besar pada perbaikan, peningkatan kualitas kehidupan manusia
umumnya, maka CU harus melakukan perubahan dan beradaptasi dengan era yang
berubah dengan cepat dengan beragam peluang, hambatan dan ancaman.
Menyadari
kenyataan tersebutlah maka Pusat Koperasi Kredit (Puskopdit) Badan Kordinasi
Credit Union Kalimantan (BKCUK) melaksanakan perencanaan strategis/strategic
planning (SP). SP yang dilaksanakan di Pontianak (12-15/10) tersebut diikuti 90 orang yang terdiri dari
pengurus dan manajemen CU primer, pengurus dan pengawas BKCUK, komite BKCUK,
dan manajemen BKCUK. SP difasilitasi P.
Fredy Rante Taruk, Pr., Ketua Komisi PSE Keuskupan Agung Makasar, mantan Wakil
ketua Pengurus BKCUK serta pendiri/ketua sejumlah CU.
Menurut Marselus Sunardi, Ketua Pengurus
Puskopdit BKCUK, SP ini untuk merumuskan peta jalan (roadmap) gerakan CU
dibawah kordinasi BKCUK selama 5 tahun ke depan. “Saya berharap roadmap inilah
yang akan menjadi panduan CU-CU dalam menghadapi berbagai tantangan ke depan.
Saya yakin CU mampu bertahan dan tetap berkelanjutan jika ada peta jalan yang
jelas,”jelasnya.
Sebelum
lokakarya SP sudah dilaksanakan analisis Strenght Weakness Opportunity and
Threaty (SWOT). Ada enam bidang yang dianalisis, yakni (1). organisasi,
(2).keuanga, (3). monitoring, evaluasi/monev
dan audit, (4). pendidikan dan pelatihan, (5). pendampingan dan
pemberdayaan.
Di
bidang organisasi, aspek yang menjadi focus adalah sinergi system teknologi
informasi, manajemen organisasi, kaderisasi pengurus dan pengawas. Di bidang
Monev dan audit kelemahannya adalah keterbatasan tenaga serta hasil audit yang
belum ditindaklanjuti CU primer secara maksimal.
penulis memberi kontribusi pemikiran untuk kemajuan CU |
Di
bidang keuangan melingkupi aspek produk simpanan (Siklus, Simpul dan Pantas);
produk pinjaman (Pantas dan Siklus); pelayanan, standarisasi biaya, dan
Jalinan. Peluang di bidang keuangan ini adalah masih banyak CU primer anggota
Puskopdit BKCUK yang belum memanfaatkan produk simpanan dan pinjaman. Ancaman
di bidang keuangan adalah pajak atas bunga simpanan serta suku bunga BI yang
makin naik.
Aspek
yang penting dan menentukan keberlanjutan CU adalah pendidikan; sesuai prinsip
CU: bermula dari pendidikan, berkembang dengan pendidikan dan dikontrol dengan
pendidikan. Dari hasil analisi SWOT secara umum semua kegiatan pendidikan dan
pelatihan yang dilaksanakan Puskopdit BKCUK sudah menjalan dengan baik dan
sangat bermanfaat bagi pengurus/pengawas/manajemen CU. Tentang Diklat ini,
forum SP menyepakati pendirian Pusdiklat BKCUK dilengkapi kurikulum, tenaga
pelatih dan sarana-prasaran mulai tahun 2016.
Aspek
pendampingan dan pemberdayaan juga sudah berjalan baik, bahkan pendampingan
menjadi salah satu fokus program kerja BKCUK. Beberapa kelemahan yang dicatat
adalah belum adanya system/metode pendampingan, pendampingan belum
berkelanjutan serta tenaga yang minim. Beberapa peluang adalah bekerja sama
dengan CU primer yang sehat untuk mendampingi CU primer yang bermasalah.
Selain
aspek-aspek diatas, yang menjadi focus bahasan adalah persoalan kredit lalai di
CU-CU primer yang naik secara signifikan tiap tahun. Total kredit lalai di 44 CU primer anggota BKCUK sampai
bulan Juli 2015 mencapai Rp.745,5 miliar; tahun 2014 total kredit lalai
Rp.544,1 miliar. Menyikapai ada tren kenaikan kredit lalai di CU-CU primer ini
semua peserta SP sepakat untuk memberikan segala daya upaya secara maksimal
menurunkan kredit lalai di CU masing-masing menuju angka ideal, yakni 5% dari
total asset.
Isu strategis CU
SP diawali dengan paparan,
pokok pikiran Pengurus-Pengawas Puskopdit BKCUK dan perwakilan CU primer. Yakni
CU Khatulisiwa Bakti (Pontianak), CU Bonaventura (Singkawang), CU Betang Asi
(Palangkaraya), CU Daya Lestari (Samarinda), CU Sinar Saron (Larantuka), CU
Prima Danarta (Surabaya).
Pengurus-Pengawas
Puskopdit BKCUK menyampaikan grand desain untuk BKCUK. Tahun 2010-2015 BKCUK melakukan konsolidasi
gerakan CU dengan tata kelola CU yang sehat, penilaian kinerja, penangan kredit
lalai, financial literacy, serta pemberdayaan komunitas basis. Tahun 2016-2020
tema sentralnya adalah integrasi. Dengan focus pada share resources,
standarisasi operasi, solidaritas, tata kelola dan disiplin diri. Pada tahun
2020-2025 Puskokdit BKCUK diharapkan menjadi gerakan CU lintas dunia melalui
system yang terintegrasi.
Tema-tema pokok
yang disampaikan enam CU primer ditambah pendapat CU lainnya antara lain: (1). perlunya
menjaga simbiosis mutualisma antara CU primer dan Puskopdit; (2). perlunya
keseimbangan antara aspek social dan bisnis di CU, (3). BKCUK melakukan
advokasi terhadap kebijakan public yang merugikan dan menghambat CU, khususnya
pajak bunga simpanan, (4). BKCUK membuat standarisasi aturan untuk seluruh CU,
(5). kaderisasi kepemimpinan di CU, baik pengurus, pengawas, komite maupun
pegawai.
“Puskopdit BKCUK
sebagai kordinator CU primer diharapkan mampu menjadi daya rekat yang kuat bagi
CU primer dan menjadi penjaga misi gerakan CU secara universal,”harap Sesilia
Seli, Ketua Pengurus CU Khatulistiwa Bakti dalam presentasinya.
Tema pokok yang
paling mengemuka dalam diskusi adalah integrasi system. Diharapkan a da system
yang terintegrasi diantara CU-CU primer anggota Puskopdit BKCUK dalam bidang
informasi dan teknolgi, legal formal, sumber daya, pelatihan, monitoring,
evaluasi, audit dan administrasi.
Misi-Visi CU
Dari
beragam isu strategis yang dibahas, dirumuskan enam tujuan strategis Puskopdit
BKCUK tahun 2016-2020 berdasarkan enam perspektif. Pertama perspektif keuangan
dengan tujuan strategis “terwujudnya ketahanan keuangan yang dikelola secara
profesional didukung teknologi informasi yang terintegrasi dengan semangat
solidaritas.
Kedua,
perspektif Pendampingan &
Pemberdayaan dengan tujuan strategis “terwujudnya CU yang sehat melalui sistem
pendampingan dan metode pemberdayaan yang berkualitas dalam jaringan kerjasama”.
Ketiga,
perspektif Monev dan Audit dengan tujuan
strategis “terwujudnya Credit Union yang aman melalui penerapan sistem
Monitoring, Evaluasi, dan Audit secara disiplin agar mencapai akreditasi Access
Branding”.
Keempat,
perspektif Organisasi dengan tujuan
strategis “terwujudnya tatakelola Credit Union dengan standarisasi operational
manajemen secara inovatif yang didukung sistem IT terintegrasi”.
Kelima,
perspektif hukum dan Jejaring.dengan
tujuan strategis “terwujudnya perlindungan hukum dalam pemenuhan hak dan
kewajiban CU yang berkeadilan melalui gerakan advokasi secara mandiri dan dalam
kemitraan terintegrasi”.
Keenam,
perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran
dengan tujuan strategis “tersedianya SDM trampil, berpengetahuan, dan
menghayati nilai-nilai CU melalui sistem pendidikan dan pelatihan yang
terstruktur berperspektif gender, dan melibatkan kaum muda”.
Dari
enam tujuan strategis tersebut kemudian disepakati misi Puskopdit BKCUK, yakni
“Memperkuat gerakan Credit Union melalui tata kelola yang terintegrasi untuk
meningkatkan kualitas anggota secara berkelanjutan”. Adapun visi Puskopdit BKCUK adalah “Menjadi gerakan
Credit Union Nusantara berbasis komunitas yang Terintegrasi, Tangguh,dan
Berkelanjutan”.
Untuk
mencapai tujuan strategis, visi dan misi tersebut, ada nilai-nilai inti yang
harus dipraktekkan. Nilai-nilai inti Puskopdit BKCU Kalimantan ada tujuh, yakni:
1.setia (faithful), 2. kesatuan (unity),
3. memberdayakan (empower), 4. unggul (excellent), 5. inovasi (innovation), 6.
integritas (integrity), 7. ramah lingkungan (environmentally friendly). “Setia dalam Kesatuan; Memberdayakan Secara
Unggul dan Inovasi dengan Integritas
Tinggi dan Berperilaku Ramah Lingkungan”.
Satu gerakan CU
Visi,
misi dan nilai-nilai Puskopdit BKCUK yang baru yang telah disepakati forum SP
tersebut diharapkan akan menjadi daya rekat, daya padu gerakan credit union di
bawah kordinasi Puskopdit BKCUK. Ada 44 CU anggota Puskopdit BKCUK. Yakni 6 di
Pulau Jawa (CU Cindelaras
Tumangkar-Yogyakarta; CU Bererod Gratia dan CUMI Pelita Sejahtera-DKI Jakarta; CU Pangudi Luhur Kasih, CU Deus Providebit, CU Angudi Laras -Jawa Tengah); CU Prima Danarta dan CU Semangat Warga di Jawa Timur.
Di Kalimantan
Barat ada 13 CU, yakni Khatulistiwa Bakti (Pontianak), Stella Maris (Pontianak), Pancur Dangeri (Simpang Dua,
Ketapang), Sehaq
(Landak), Bina Kasih (Pontianak),
Tilung Jaya
(Putusibau), Muare
Pesisir (Kakap-Kubu Raya), Sabhang Utung (Kemangai-Sintang),
Bonaventura
(Nyarumkop-Singkawang), Kusapa (Sanggau), Sari Intugin (Tebas-Sambas), Muara Kasih (Pontianak), Usaha Kita (Sungai Ayak-Sekadau).
Di Kalimantan
Tengah ada empat CU, yakni Betang Asi, Sumber Rejeki, Remaung Kecubung, Eka Pambelum Itah. Di Kalimantan Timur ada dua CU, yakni Daya Lestari dan Sempekat Ningkah Olo. Ada satu
CU masing-masing di Kalimantan Utara (Femung Pebaya), Kepulauan Riau (CU Jembatan Kasih), Maluku (CU Hati Amboina), Sulawesi Tengah (CU Mosinggani), Sulawesi Utara (CU Mototabian), Sumatera Utara (CU Sohagaini Lahusa-Gomo).
Di provinsi Nusa Tenggara Timur terdapat lima CU anggota, yakni Bahtera Sejahtera, Gerbang Kasih, Sinar Saron, Kasih Sejahtera, Likku Aba. Di Papua ada dua CU yakni CU Sinar Papua Selatan dan CU Ndar Sesepok. Di Papua Barat ada dua CU, yakni CU Mambuin dan Almendo. Di Sulawesi Selatan ada dua CU, yakni CU Sauan Sibarrung dan CU
Mekar Kasih.
Perkembangan
asset dan anggota CU primer anggota Puskopdit BKCUK dalam lima tahun terakhir
menunjukkan grafik naik. Aset CU primer anggota BKCUK rata-rata mengalami
pertumbuhan 122,88% tiap tahun. Total
anggota 426.983 dan total asset Rp. 5.723.939.436. Berikut data selengkapnya.
No
|
Tahun
|
JumlahAnggota
|
Anggota CU
Primer
|
Aset CU
Primer
|
1.
|
2011
|
44
|
310.332
|
3.101.496.123
|
2.
|
2012
|
45
|
380.698
|
4.116.202.101
|
3.
|
2013
|
49
|
424.988
|
5.012.907.431
|
4.
|
2014
|
44
|
414.071
|
5.406.424.036
|
5.
|
2015
|
44
|
426.983
|
5.723.939.436
|
Anggota
credit union berharap agar Puskopdit BKCUK mampu menjadi pelindung yang kokoh
bagi CU primer dan sebagai penjaga roh credit union. “Kami sekeluarga tidak ada
tabungan di lembaga lain selain CU. Masa depan kami di credit union ini. Karena
itu CU harus terus berkembang dengan baik dan berkelanjutan,” harap Frans,
anggota CU.***
Edi
V.Petebang, Sekretaris CU Stella Maris & Komite Puskopdit BKCUK
Komentar