Langsung ke konten utama

Inilah Roadmap Credit Union Kalimantan 2020



Sebanyak 44 credit union di bawah kordinasi Pusat Koperasi Kredit BKCU Kalimantan bertekad menjadi gerakan credit union Nusantara berbasis komunitas yang terintegrasi, tangguh,dan berkelanjutan. 

P.Fredy, Fasilitator
Agar credit union (CU) benar-benar mampu membuat anggotanya sejahtera dan berkontribusi besar pada perbaikan, peningkatan kualitas kehidupan manusia umumnya, maka CU harus melakukan perubahan dan beradaptasi dengan era yang berubah dengan cepat dengan beragam peluang, hambatan dan ancaman.
            Menyadari kenyataan tersebutlah maka Pusat Koperasi Kredit (Puskopdit) Badan Kordinasi Credit Union Kalimantan (BKCUK) melaksanakan perencanaan strategis/strategic planning (SP). SP yang dilaksanakan di Pontianak (12-15/10)  tersebut diikuti 90 orang yang terdiri dari pengurus dan manajemen CU primer, pengurus dan pengawas BKCUK, komite BKCUK, dan manajemen BKCUK.  SP difasilitasi P. Fredy Rante Taruk, Pr., Ketua Komisi PSE Keuskupan Agung Makasar, mantan Wakil ketua Pengurus BKCUK serta pendiri/ketua sejumlah CU.
 Menurut Marselus Sunardi, Ketua Pengurus Puskopdit BKCUK, SP ini untuk merumuskan peta jalan (roadmap) gerakan CU dibawah kordinasi BKCUK selama 5 tahun ke depan. “Saya berharap roadmap inilah yang akan menjadi panduan CU-CU dalam menghadapi berbagai tantangan ke depan. Saya yakin CU mampu bertahan dan tetap berkelanjutan jika ada peta jalan yang jelas,”jelasnya.  
Sebelum lokakarya SP sudah dilaksanakan analisis Strenght Weakness Opportunity and Threaty (SWOT). Ada enam bidang yang dianalisis, yakni (1). organisasi, (2).keuanga, (3). monitoring, evaluasi/monev  dan audit, (4). pendidikan dan pelatihan, (5). pendampingan dan pemberdayaan.
Di bidang organisasi, aspek yang menjadi focus adalah sinergi system teknologi informasi, manajemen organisasi, kaderisasi pengurus dan pengawas. Di bidang Monev dan audit kelemahannya adalah keterbatasan tenaga serta hasil audit yang belum ditindaklanjuti CU primer secara maksimal.
penulis memberi kontribusi pemikiran untuk kemajuan CU
Di bidang keuangan melingkupi aspek produk simpanan (Siklus, Simpul dan Pantas); produk pinjaman (Pantas dan Siklus); pelayanan, standarisasi biaya, dan Jalinan. Peluang di bidang keuangan ini adalah masih banyak CU primer anggota Puskopdit BKCUK yang belum memanfaatkan produk simpanan dan pinjaman. Ancaman di bidang keuangan adalah pajak atas bunga simpanan serta suku bunga BI yang makin naik.
Aspek yang penting dan menentukan keberlanjutan CU adalah pendidikan; sesuai prinsip CU: bermula dari pendidikan, berkembang dengan pendidikan dan dikontrol dengan pendidikan. Dari hasil analisi SWOT secara umum semua kegiatan pendidikan dan pelatihan yang dilaksanakan Puskopdit BKCUK sudah menjalan dengan baik dan sangat bermanfaat bagi pengurus/pengawas/manajemen CU. Tentang Diklat ini, forum SP menyepakati pendirian Pusdiklat BKCUK dilengkapi kurikulum, tenaga pelatih dan sarana-prasaran mulai tahun 2016.
Aspek pendampingan dan pemberdayaan juga sudah berjalan baik, bahkan pendampingan menjadi salah satu fokus program kerja BKCUK. Beberapa kelemahan yang dicatat adalah belum adanya system/metode pendampingan, pendampingan belum berkelanjutan serta tenaga yang minim. Beberapa peluang adalah bekerja sama dengan CU primer yang sehat untuk mendampingi CU primer yang bermasalah.
Selain aspek-aspek diatas, yang menjadi focus bahasan adalah persoalan kredit lalai di CU-CU primer yang naik secara signifikan tiap tahun. Total kredit  lalai di 44 CU primer anggota BKCUK sampai bulan Juli 2015 mencapai Rp.745,5 miliar; tahun 2014 total kredit lalai Rp.544,1 miliar. Menyikapai ada tren kenaikan kredit lalai di CU-CU primer ini semua peserta SP sepakat untuk memberikan segala daya upaya secara maksimal menurunkan kredit lalai di CU masing-masing menuju angka ideal, yakni 5% dari total asset.

Isu strategis CU
SP diawali dengan paparan, pokok pikiran Pengurus-Pengawas Puskopdit BKCUK dan perwakilan CU primer. Yakni CU Khatulisiwa Bakti (Pontianak), CU Bonaventura (Singkawang), CU Betang Asi (Palangkaraya), CU Daya Lestari (Samarinda), CU Sinar Saron (Larantuka), CU Prima Danarta (Surabaya).
            Pengurus-Pengawas Puskopdit BKCUK menyampaikan grand desain untuk BKCUK.  Tahun 2010-2015 BKCUK melakukan konsolidasi gerakan CU dengan tata kelola CU yang sehat, penilaian kinerja, penangan kredit lalai, financial literacy, serta pemberdayaan komunitas basis. Tahun 2016-2020 tema sentralnya adalah integrasi. Dengan focus pada share resources, standarisasi operasi, solidaritas, tata kelola dan disiplin diri. Pada tahun 2020-2025 Puskokdit BKCUK diharapkan menjadi gerakan CU lintas dunia melalui system yang terintegrasi.
Tema-tema pokok yang disampaikan enam CU primer ditambah pendapat CU lainnya antara lain: (1). perlunya menjaga simbiosis mutualisma antara CU primer dan Puskopdit; (2). perlunya keseimbangan antara aspek social dan bisnis di CU, (3). BKCUK melakukan advokasi terhadap kebijakan public yang merugikan dan menghambat CU, khususnya pajak bunga simpanan, (4). BKCUK membuat standarisasi aturan untuk seluruh CU, (5). kaderisasi kepemimpinan di CU, baik pengurus, pengawas, komite maupun pegawai.
“Puskopdit BKCUK sebagai kordinator CU primer diharapkan mampu menjadi daya rekat yang kuat bagi CU primer dan menjadi penjaga misi gerakan CU secara universal,”harap Sesilia Seli, Ketua Pengurus CU Khatulistiwa Bakti dalam presentasinya.
Tema pokok yang paling mengemuka dalam diskusi adalah integrasi system. Diharapkan a da system yang terintegrasi diantara CU-CU primer anggota Puskopdit BKCUK dalam bidang informasi dan teknolgi, legal formal, sumber daya, pelatihan, monitoring, evaluasi, audit dan administrasi.

Misi-Visi CU
Dari beragam isu strategis yang dibahas, dirumuskan enam tujuan strategis Puskopdit BKCUK tahun 2016-2020 berdasarkan enam perspektif. Pertama perspektif keuangan dengan tujuan strategis “terwujudnya ketahanan keuangan yang dikelola secara profesional didukung teknologi informasi yang terintegrasi dengan semangat solidaritas.
Kedua, perspektif  Pendampingan & Pemberdayaan dengan tujuan strategis “terwujudnya CU yang sehat melalui sistem pendampingan dan metode pemberdayaan yang berkualitas dalam jaringan kerjasama”.
Ketiga, perspektif  Monev dan Audit dengan tujuan strategis “terwujudnya Credit Union yang aman melalui penerapan sistem Monitoring, Evaluasi, dan Audit secara disiplin agar mencapai akreditasi Access Branding”.
Keempat, perspektif  Organisasi dengan tujuan strategis “terwujudnya tatakelola Credit Union dengan standarisasi operational manajemen secara inovatif yang didukung sistem IT terintegrasi”.
Kelima, perspektif  hukum dan Jejaring.dengan tujuan strategis “terwujudnya perlindungan hukum dalam pemenuhan hak dan kewajiban CU yang berkeadilan melalui gerakan advokasi secara mandiri dan dalam kemitraan terintegrasi”.
Keenam, perspektif  Pertumbuhan dan Pembelajaran dengan tujuan strategis “tersedianya SDM trampil, berpengetahuan, dan menghayati nilai-nilai CU melalui sistem pendidikan dan pelatihan yang terstruktur berperspektif gender, dan melibatkan kaum muda”.
Dari enam tujuan strategis tersebut kemudian disepakati misi Puskopdit BKCUK, yakni “Memperkuat gerakan Credit Union melalui tata kelola yang terintegrasi untuk meningkatkan kualitas anggota secara berkelanjutan”. Adapun visi  Puskopdit BKCUK adalah “Menjadi gerakan Credit Union Nusantara berbasis komunitas yang Terintegrasi, Tangguh,dan Berkelanjutan”.
Untuk mencapai tujuan strategis, visi dan misi tersebut, ada nilai-nilai inti yang harus dipraktekkan. Nilai-nilai inti Puskopdit BKCU Kalimantan ada tujuh, yakni:  1.setia (faithful), 2. kesatuan (unity), 3. memberdayakan (empower), 4. unggul (excellent), 5. inovasi (innovation), 6. integritas (integrity), 7. ramah lingkungan (environmentally friendly).  “Setia dalam Kesatuan; Memberdayakan Secara Unggul dan Inovasi dengan  Integritas Tinggi dan Berperilaku Ramah Lingkungan”.
 
seluruh peserta SP bertekad terus mengembangkan CU yang sehat dan aman
Satu gerakan CU
Visi, misi dan nilai-nilai Puskopdit BKCUK yang baru yang telah disepakati forum SP tersebut diharapkan akan menjadi daya rekat, daya padu gerakan credit union di bawah kordinasi Puskopdit BKCUK. Ada 44 CU anggota Puskopdit BKCUK. Yakni 6 di Pulau Jawa (CU Cindelaras Tumangkar-Yogyakarta; CU Bererod Gratia dan CUMI Pelita Sejahtera-DKI Jakarta; CU Pangudi Luhur Kasih,  CU Deus Providebit,  CU Angudi Laras -Jawa Tengah); CU Prima Danarta dan CU Semangat Warga di Jawa Timur.
Di Kalimantan Tengah ada empat CU, yakni Betang Asi, Sumber Rejeki, Remaung Kecubung, Eka Pambelum Itah. Di Kalimantan Timur ada dua CU, yakni Daya Lestari dan Sempekat Ningkah Olo. Ada satu CU masing-masing di Kalimantan Utara (Femung Pebaya), Kepulauan Riau (CU Jembatan Kasih), Maluku (CU Hati Amboina),  Sulawesi Tengah (CU Mosinggani), Sulawesi Utara (CU Mototabian), Sumatera Utara (CU Sohagaini Lahusa-Gomo).
            Di provinsi Nusa Tenggara Timur terdapat lima CU anggota, yakni Bahtera Sejahtera, Gerbang Kasih, Sinar Saron,  Kasih Sejahtera, Likku Aba. Di Papua ada dua CU yakni CU Sinar Papua Selatan dan CU Ndar Sesepok. Di Papua Barat ada dua CU, yakni CU Mambuin dan Almendo. Di Sulawesi Selatan ada dua CU, yakni CU Sauan Sibarrung dan CU Mekar Kasih.
Perkembangan asset dan anggota CU primer anggota Puskopdit BKCUK dalam lima tahun terakhir menunjukkan grafik naik. Aset CU primer anggota BKCUK rata-rata mengalami pertumbuhan 122,88% tiap tahun.  Total anggota 426.983 dan total asset Rp. 5.723.939.436. Berikut data selengkapnya.
No
Tahun
JumlahAnggota
Anggota CU Primer
Aset CU Primer
1.
2011
44
310.332
3.101.496.123
2.
2012
45
380.698
4.116.202.101
3.
2013
49
424.988
5.012.907.431
4.
2014
44
414.071
5.406.424.036
5.
2015
44
426.983
5.723.939.436
 
            Anggota credit union berharap agar Puskopdit BKCUK mampu menjadi pelindung yang kokoh bagi CU primer dan sebagai penjaga roh credit union. “Kami sekeluarga tidak ada tabungan di lembaga lain selain CU. Masa depan kami di credit union ini. Karena itu CU harus terus berkembang dengan baik dan berkelanjutan,” harap Frans, anggota CU.***    
           
            Edi V.Petebang, Sekretaris CU Stella Maris & Komite Puskopdit BKCUK

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bara Tarakan Membakar Kedamaian Kalimantan

Siapa sangka Kota Tarakan, Kalimantan Timur yang selama ini aman dan damai ternyata menyimpan bara yang panas. Bara itu membesar dipantik pemalakan sekelompok pemuda. Lima nyawa melayang. Bagaimana, mengapa sesungguhnya konflik itu? Siapakah suku Tidung dan Bugis Letta? Tidak pernah ada yang menyangka hari Senin 27 September 2010 menjadi hari yang paling kelam dalam sejarah masyarakat kota Tarakan. Daerah dengan motto B ersih , A man , I ndah , S ehat dan sejahtera (BAIS) itu tiba-tiba tegang, mencekam seperti kota mati. Puluhan ribu orang mengungsi. Padahal hari Minggu sebelumnya dari pagi sampai dinihari aktivitas warga berjalan normal. Umat Kristiani menjalankan ibadah hari minggu di gereja, umat lainnya ada yang beraktivitas santai, banyak juga yang bekerja seperti biasa. Namun keadaan tiba-tiba berubah menjadi tegang dan mencekam mulai diniharinya. Ketegangan bermula ketika pada Minggu sekitar pukul 22.30 WIT terjadi perkelahian tidak sei

Hasan Karman dan Prahara Singkawang

Akibat makalahnya, Walikota Singkawang Hasan Karman bak duduk di kursi pesakitan. Mengapa tulisan yang dipresentasikan dua tahun silam itu bisa memantik amarah masyarakat Melayu? Benarkah peristiwa ini kental nuansa politisnya? Tidak seperti biasanya, Hasan Karman yang biasanya ceria, mudah senyum dan welcome dengan para wartawan, selama hampir dua minggu sejak 28 Mei 2010 mendadak berubah total. Walikota Singkawang pertama dari warga Tionghoa ini serba salah. Bicara salah, tidak bicara juga salah. Ia benar-benar tedudok (terdiam-red) bak seorang pesakitan di tengah gencarnya protes, kritikan terhadap dirinya sebagai walikota Singkawang. Baik lisan, tulisan maupun aksi-aksi anarkis; dari demonstrasi hingga terror pembakaran di sejumlah tempat di kota Singkawang. Singkawang pun sempat mencekam beberapa hari. Toko-toko tutup, orang merasa was-was; bayangan konflik kekerasan masa silam menghantui warga. Konflik bermula pada hari Jumat, 28 Mei 2010. Setelah shalat Jumat, Mess Daerah K

Resonansi Pontianak-Tumbang Titi (Ketapang)

Minggu lalu (kamis 5 Juli 2012) saya menumpang sebuah mobil biro jasa travel jurusan Pontianak-Tumbang Titi, Kabupaten Ketapang. Saya memesan kursi paling depan alias dekat sopir. Pukul 09.00 pagi mobil pun datang. Ternyata belum ada penumpang di dalamnya. “Karena Bapak mau duduk paling depan maka pertama dijemput. Kita akan jemput beberapa penumpang lain lagi. Mohon sabar,Pak,”pinta sang sopir. Fery KMP Saluang, Tayan-Piasak Benar saja, saya harus benar-benar sabar. Dari pukul sembilan, ternyata mobil tersebut menjemput penumpang ke Tanjung Hulu, lalu ke Sungai Raya Dalam, ke Jalan Setiabudi-Gajahmada dan terakhir Jalan Merdeka. Dari jalan Merdeka barulah kami berangkat. Pas masuk jembatan Kapuas Dua jarum jam saya menunjukkan pukul 11.00 wib. Ternyata untuk mendapatkan kursi duduk dekat sopir, saya harus membayarnya cukup mahal, yakni dibawa berputar keliling kota Pontianak selama dua jam. Belum berjalan sesungguhnya, kepala sudah pusing.  Apa yang saya alami rupany