Staf credit union merupakan salah satu faktor yang paling
menentukan dan sangat strategis bagi masa depan dan eksistensi credit
union (CU). Di tangan mereka inilah keberhasilan dan
kegagalan sebuah CU digantungkan. Karena itulah sangat penting CU mempunyai
staf/pegawai jujur,
bermoral dan profesional. Semua staf CU mesti
cakap dalam memimpin, mengerti dan memahami keseluruhan pekerjaan dan
permasalahannya, membangun visi kolektif dan bekerja bersama mencapai tujuan.
Untuk mendapatkan staff CU yang demikianlah
maka Pusat
Koperasi Kredit Badan Kordinasi Credit Union Kalimantan (Puskopdit BKCUK) secara berkala mengadakan Pendidikan dan Pelatihan Pengembangan Sumber Daya Manusia
(Diklat PSDM). PSDM ketiga dilaksanakan tanggal 13 Juli
sampai 30 Agustus 2014 di Wisma Pojok Indah, Jogyakarta. Dari pojok Jogya
inilah diharapkan lahir pegiat CU yang tangguh.
Peserta PSDM3: diutus menjadi rasul CU (foto: edi v.petebang) |
PSDM 3 diikuti 30 orang dari 11 CU anggota
BKCUK. Yakni 4 orang dari CU Pancur Dangeri (Ketapang, Kalbar); 3 orang dari CU
Sumber Rejeki (Ampah, Kalteng); 3 orang dari CU Remaung Kecubung (Klateng); 2
orang dari CU Sauan Sibarrung (Tanah Toraja, Sulsel); 2 orang dari CU Hati
Amboina (Maluku); 4 orang dari CU Gerbang Kasih (Ende, NTT); 3 orang dari CU
Sinar Saron (Larantuka, NTT); 4 orang dari CU Kasih Sejahtera (Atambua, NTT); 3
orang dari Primadanarta (Surabaya); 2 orang dari CU Cinderalas Tumangkar
(Yogyakarta) dan seorang peserta terjauh dari CU Ndar Sesepok, Agats, Papua.
Selama 43 hari peserta menggeluti tiga belas
materi pokok pelatihan. Diantaranya adalah: Kepemimpinan, Manajemen, Satuan
Pengendalian Internal (SPI), Financial Literacy, Manajemen Keuangan, Bussines
Plan, Pendalaman Nilai-nilai Inti Credit Union, Tata Kelola CU Sehat, Menulis
Artikel, Personality Plus, Public Speaking, Pengorganisasian Kredit dan
Penagihan, Team Building (Out Bond) dan Rekreasi serta Manejemen Konflik.
Dalam Diklat ini juga diisi dengan materi yang
tidak secara langsung berhubungan dengan CU. Yakni materi keterampilan menulis
yang difasilitasi Edi V.Ptebang. Materi ini bertujuan agar semua staf CU bias
menulis untuk membuat laporan, membuat media CU dan sebagainya.
Selain materi tersebut, setiap pagi dan malam dilaksanakan doa dan
renungan. Juga ada olah raga
setiap sore.
“Semua materi ini dimaksudkan untuk membentuk
insan Credit Union anggota Puskopdit BKCU menjadi pemimpin dan calon
pemimpin yang andal, tangguh dan
berkualitas guna mengelola Credit Union secara baik dan benar menuju Credit
Union yang lestari dan berkelanjutan,”jelas Masius Triadi, Deputi Diklat
Puskopdit BKCUK.
Pastor Fredy Rante Taruk, Pr., Wakil Ketua
BKCUK dalam pengarahannya pada pembukaan Diklat meminta seluruh peserta agar
berdisiplin diri, mau belajar keras, mengubah hal-hal buruk
dalam dirinya, dan mampu menerapkan pengetahuan, keterampilan yang
diperoleh di CU masing-masing. ”Ini kesempatan terbaik bagi Anda untuk belajar
secara utuh tentang CU. Gunakan kesempatan ini karena tidak akan datang dua
kali,”pesan Pastor yang juga pendiri/pengurus sejumlah CU di wilayah Indonesia
Timur ini.
Lebih lanjut, atas nama BKCUK, Pastor Fredy
mengharapkan agar para peserta dan aktivis CU secara keseluruhan, memiliki pribadi
aktivis yang seniman sekalilgus ilmuwan. Yakni pribadi yang mampu mewujudkan
dirinya sebagai pribadi yang rahmatan baik bagi dirinya sendiri sebagai staf CU
maupun bagi orang lain.
“Jadilah pribadi yang rahmatan adalah pribadi
yang selalu membangun diri sebagai
pribadi yang berpotensi. Pribadi yang selalu membangun diri dengan citra diri
positif, selalu semangat dan kuat, selalu bertekun dan setia, selalu
memahami tugas dan tanggungjawabnya,”harap P.Fredy.
Lebih lanjut
imam projo ini meminta agar para peserta menjadi pribadi pejuang dan
tidak mementingkan diri sendiri; pribadi yang menikmati usahanya sendiri
melalui kerja keras dan kerja cerdas; pribadi
yang tidak bertengkar, ramah, cakap mengajar dan sabar, lemah lembut dalam
menuntun orang lain ke arah kebenaran, keadilan dan perdamaian; pribadi yang
mampu bekerjasama dengan semua orang dan
mampu menjahui egoismenya.
Pada akhir acara semua peserta membuat komitmen secara pribadi dan
bersama-sama untuk menerapkan pengetahuan, keterampilan yang didapat selama
pelatihan ini di CU nya masing-masing.
Semoga dari pojok Jogya ini lahir staf, aktivis CU
yang tangguh untuk membawa CU menjadi alat pemberdayaan dan melawan kemiskinan
dan ketidakadilan.***
Komentar