Langsung ke konten utama

BKCUK Melahirkan Militan Credit Union di Timur



Salah satu faktor yang paling menentukan dan strategis bagi masa depan dan eksistensi credit union adalah para staffnya. Sebab mereka inilah yang sehari-hari mengelola dan sekaligus menggantungkan hidupnya pada credit union (CU). Di tangan staff yang jujur, bermoral dan profesional maka niscaya CU akan tetap menjadi alat untuk mensejahterakan anggota dan masyarakat umumnya.
Sebanyak 49 orang peserta PSDM2, Malino

Sampai bulan Mei 2013 ada 47 credit union yang menjadi anggota Puskopdit BKCU Kalimantan yang berpusat di Jalan Imam Bonjol Pontianak. Total asset ke-47 CU yang tersebar di seluruh pulau di Indonesia tersebut mencapai total asset  Rp. 4.453.732.068 ( 4,45 triliun) dan anggota 396.972 orang. Pencapaian ini harus terus dipertahankan dan ditambah. Karena itu diperlulan para staf yang mumpuni dan punya integritas.
Untuk mendapatkan staff CU yang mampu mengelola CU secara jujur, bermoral dan professional maka Pusat Koperasi Kredit Badan Kordinasi Credit Union Kalimantan (Puskopdit BKCUK) District Office (DO) Wilayah Indonesia Timur mengadakan Pendidikan dan Pelatihan Pengembangan Sumber Daya Manusia (Diklat PSDM). Diklat yang kedua kalinya tersebut selama 40 hari, yakni tanggal 21 Juli sampai 26 Agustus 2013 bertempat di Panti Samadi Ratna Miriam, Malino, Kabupaten Gowa, Sulaweis Selatan. Malino dipilih karena udaranya segar dan dingin sehingga peserta bisa berkonsentrasi.



Pastor Fredy Rante Taruk, Pr., wakil ketua BKCUK dalam pengarahannya pada pembukaan Diklat meminta seluruh peserta berjumlah 49 orang tersebut agar berdisiplin diri, mengubah hal-hal buruk dalam dirinya, dan mampu menerapkan pengetahuan,keterampilan yang diperoleh di CU masing-masing. ”Ini kesempatan terbaik bagi Anda untuk belajar secara utuh tentang CU. Gunakan kesempatan ini karena tidak akan datang dua kali,”pesan Pastor yang juga pendiri/pengurus sejumlah CU di wilayah Indonesia Timur ini.

Ada 11 CU yang mengirimkan staffnya mengikuti Diklat ini: 9 dari wilayah Indonesia Timur, satu dari Kalbar dan satu CU dari Jatim. Yakni CU Kasih Sejahtera, Atambua-NTT (10 orang), CU Sauan Sibarung, Tana Toraja-Sulsel (11 orang), CU Mekar Kasih, Makasar-Sulsel (4 orang), CU Bahtera Sejahtera, Maumere- NTT (5 orang), CU Ndar Sesepok, Agats-Papua (2 orang), CU  Primadanarta, Surabaya ( 1 orang), CU Liku Aba, Wetebula-NTT (3 orang), CU Hati Amboina, Ambon (2 orang), CU Mototabian, Sulut (1 orang), CU Pancur Dangeri, Ketapang-Kalbar (3 orang), dan CU Sinar Saron, Larantuka-NTT (5 orang).

Selama 40 hari peserta mendapatkan pengetahuan, keterampilan teknis serta pembinaan mental spiritual. Ada 11 materi pelatihan yang disampaikan oleh fasilitator yang sudah berpengalaman dan sehari-hari menggumuli mumpuni. Yakni Pastor Fredy Rante Taruk (kepemimpinan, manajemen konflik), Pastor Junarto Timbang, Pr (personality plus), Antonius Pararak (manajemen Diklat), Edi Susanto (SP dan BP), Serapina Serafin (Manajemen Keuangan), Salomon (Satuan Pengendalian Internal), Pius Matangkin, Edi V.Petebang (kepenulisan/jurnalistik).  

Kedua belas materi tersebut adalah: (1). Kepemimpinan (2). Strategic planning dan business plan (3).manajemen Diklat (4).personality plus (5).manajemen keuangan (6).sistem pengendalian internal (7).manajemen konflik (8).manajemenkredit (9).penulisan/jurnalistik (10 ).outbond (11).membangun komitmen bersama. Hampir semua materi terdiri dari teori dan praktek. Tujuannya agar peserta benar-benar tahu dan paham tentang yang dipelajarinya.
Penulis sedang memfasilitasi ttg penulisan

Selain materi tersebut, setiap pagi dan malam dilaksanakan doa dan renungan, juga ada olah raga. “Diklat ini untuk mengembangkan potensi diri dengan mampu berpikir strategis,peserta mampu menemukan jati dirinya, memiliki jiwa kepemimpinan serta menanamkan nilai-nilai positif dalam diri guna membangun Credit Union yang telah digeluti ini,”jelas Erowin, Kepala DO Indotim.

Dalam Diklat yang kedua ini ada satu materi baru, yakni tentang kepenulisan. Materi ini difasilitasi oleh Edi V.Petebang, salah seorang wartawan senior di Kalbar yang mulai berkarya sejak 1993. Ada empat sesi pokok dalam materi ini, yakni membentuk kesadaran bahwa menulis itu penting, bagaimana menulis berita, bagaimana menulis artikel opini, dan bagaimana mengelola sebuah media. Ada tiga kali praktek menulis yang kemudian dinilai oleh fasilitator. “Materi ini menarik karena hal baru bagi kami dan kami bertekad untuk mulai menulis,”kata Ardi,peserta dari CU Pancur Dangeri.    

Pada akhir acara semua peserta membuat komitmen secara pribadi dan bersama-sama untuk menerapkan pengetahuan, keterampilan yang didapat selama pelatihan ini di CU nya masing-masing. Risusanto Te’Dang dari CU Sauan Sibarung misalnya mempunyai komitmen pribadi untuk memberikan segenap kemampuan terbaik yang ia miliki untuk membesarkan dan menyebarluaskan CU.

Semoga udara dingin bersuhu 17-22 derajat Celsius di “Kota Wisata” Malino menjadi pengingat para peserta PSDM2 untuk memberikan yang terbaik dari dirinya bagi pengembangan credit union.***


Edi V.Petebang, Malino

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bara Tarakan Membakar Kedamaian Kalimantan

Siapa sangka Kota Tarakan, Kalimantan Timur yang selama ini aman dan damai ternyata menyimpan bara yang panas. Bara itu membesar dipantik pemalakan sekelompok pemuda. Lima nyawa melayang. Bagaimana, mengapa sesungguhnya konflik itu? Siapakah suku Tidung dan Bugis Letta? Tidak pernah ada yang menyangka hari Senin 27 September 2010 menjadi hari yang paling kelam dalam sejarah masyarakat kota Tarakan. Daerah dengan motto B ersih , A man , I ndah , S ehat dan sejahtera (BAIS) itu tiba-tiba tegang, mencekam seperti kota mati. Puluhan ribu orang mengungsi. Padahal hari Minggu sebelumnya dari pagi sampai dinihari aktivitas warga berjalan normal. Umat Kristiani menjalankan ibadah hari minggu di gereja, umat lainnya ada yang beraktivitas santai, banyak juga yang bekerja seperti biasa. Namun keadaan tiba-tiba berubah menjadi tegang dan mencekam mulai diniharinya. Ketegangan bermula ketika pada Minggu sekitar pukul 22.30 WIT terjadi perkelahian tidak sei...

Resonansi Pontianak-Tumbang Titi (Ketapang)

Minggu lalu (kamis 5 Juli 2012) saya menumpang sebuah mobil biro jasa travel jurusan Pontianak-Tumbang Titi, Kabupaten Ketapang. Saya memesan kursi paling depan alias dekat sopir. Pukul 09.00 pagi mobil pun datang. Ternyata belum ada penumpang di dalamnya. “Karena Bapak mau duduk paling depan maka pertama dijemput. Kita akan jemput beberapa penumpang lain lagi. Mohon sabar,Pak,”pinta sang sopir. Fery KMP Saluang, Tayan-Piasak Benar saja, saya harus benar-benar sabar. Dari pukul sembilan, ternyata mobil tersebut menjemput penumpang ke Tanjung Hulu, lalu ke Sungai Raya Dalam, ke Jalan Setiabudi-Gajahmada dan terakhir Jalan Merdeka. Dari jalan Merdeka barulah kami berangkat. Pas masuk jembatan Kapuas Dua jarum jam saya menunjukkan pukul 11.00 wib. Ternyata untuk mendapatkan kursi duduk dekat sopir, saya harus membayarnya cukup mahal, yakni dibawa berputar keliling kota Pontianak selama dua jam. Belum berjalan sesungguhnya, kepala sudah pusing.  Apa yang saya alami ru...

Hasan Karman dan Prahara Singkawang

Akibat makalahnya, Walikota Singkawang Hasan Karman bak duduk di kursi pesakitan. Mengapa tulisan yang dipresentasikan dua tahun silam itu bisa memantik amarah masyarakat Melayu? Benarkah peristiwa ini kental nuansa politisnya? Tidak seperti biasanya, Hasan Karman yang biasanya ceria, mudah senyum dan welcome dengan para wartawan, selama hampir dua minggu sejak 28 Mei 2010 mendadak berubah total. Walikota Singkawang pertama dari warga Tionghoa ini serba salah. Bicara salah, tidak bicara juga salah. Ia benar-benar tedudok (terdiam-red) bak seorang pesakitan di tengah gencarnya protes, kritikan terhadap dirinya sebagai walikota Singkawang. Baik lisan, tulisan maupun aksi-aksi anarkis; dari demonstrasi hingga terror pembakaran di sejumlah tempat di kota Singkawang. Singkawang pun sempat mencekam beberapa hari. Toko-toko tutup, orang merasa was-was; bayangan konflik kekerasan masa silam menghantui warga. Konflik bermula pada hari Jumat, 28 Mei 2010. Setelah shalat Jumat, Mess Daerah K...