Langsung ke konten utama

Ini Dia Bakal Legislator Kalbar di Senayan 2014-2019--bagian 1

Tanggal 9 April 2014 seluruh rakyat Indonesia akan kembali memilih wakil rakyat, baik di tingkat Pusat (DPR-RI dan DPD-RI), maupun tingkat daerah (provinsi dan kabupaten/kota). Di tengah derasnya kritikan terhadap kapabilitas dan kinerja para wakil rakyat tersebut,mau tidak mau rakyat harus memilih sebagai konsekuensi sistem negara demokrasi yang kita anut. Tentu rakyat tidak boleh golput alias tidak memilih--meskipun golput juga hak asasi--karena semua kebijakan, semua urusan hidup  kita sehari-hari dimulai dari proses politik. Jangan apatis terhadap politik karena harga sembako, harga hasil bumi, pembangunan infrastrktur harus terlebih dahulu melalui proses politik.

Tugas kitalah sebagai rakyat, sebagai pemilih untuk memilih wakil rakyat yang punya kredibilitas, bermoral, bermartabat, punya kapasitas, punya pengalaman kerja yang yang terutama wakil rakyat yang benar-benar pernah merasakan suka duka yang dirasakan rakyat. Pilihlah wakil rakyat yang lahir dan besar di daerah pemilihannya agar punya ikatan emosi dan punya hati untuk rakyatnya;minimal di daerah pemilihan nya itu ada orang tua, kerabat, sanak family yang harus dia perjuangkan nasibnya.
 Secara bersambung saya akan memuat daftar bakal calon legislatig di DPR-RI, DPD-RI, Caleg Provinsi, Caleg kabupaten di beberapa kabupaten. Sekarang (30/5) masih dalam proses verifikasi di KPU, bulan Juni akan keluar Daftar Calon Sementara (DCS) dan bulan Juni akan keluar Daftar Calon Tetap (DCT) DPR, DPR dan DPRD Provinsi/Kabupaten/Kota.

Berikut ini adalah bacaleg untuk DPR-RI dapil Kalbar. Para Caleg ini akan memperebutkan 10 kursi DPR R Dapil Kalbar. Kenali para caleg ini, selidiki kredibiltasnya, dan tentukan pilihan Anda kelak. 

1. PARTAI NASDEM
1. H. Syarif Abdullah Alkadrie, S.H., M.H.
2. Drs. Dinar., S.H., M.H.
3. Hj. Eka Nurhayati, A.Md.

4. Noni Chirilda Kelling
5. Hadi Suratman, S.H., M.Si.
6. Drs. H. Ilham Sanusi
7. Dr. Tan Cun Hua
8. Yulia, S.E
9. Ir. Flor Suryadarma
10. Ign. Rusdi Agus Halim, S.H., M.H.
 

2. PARTAI KEBANGKITAN BANGSA (PKB)1. Daniel Johan
2. Drs. H. Hasan Rusbini
3. Rianda Rita Ayu
4. Ahmad Wari
5. Hasniati
6. Sunandar
7. H. Samuki, S.Pd.I
8. Munali Andri, S.T.P
9. Edy Suwanto Poernomo, B.Sc., M.B.A., M.M.
10. Eka Susanto
 

3. PARTAI KEADILAN SEJAHTERA (PKS)
1. H. Alifudin, S.E., M.M.
2. Rahman Amin
3. Nunung Husnul Khatimah, S.P.
4. Yakob Mohsin, S.H., M.H.
5. Rachmawati, S.H.
6. Sri Oksari Utami
7. M. Syafawi Sunadi
8. Sunani Cahyani, S.Sos.
9. Mulyadi
10. Muda Antartikawan
 

4. PDI PERJUANGAN
1. Dolfie, O.F.P.
2. dr. Karolin Margret Natasa
3. Lasarus, S.Sos., M.Si
4. Ir. G. Michael Jeno, M.M.
5. Drs. Erwin TPL Tobing
6. W.D. Farida Djarudju
7. Ya’ Zainuddin, S.Sos.
8. Mahmuddin
9. Irma Sutrisnawati
10. Prof. O. Riam Mapuas, M.Phil., Ph.D.
 

5. PARTAI GOLKAR
1. Ir. H. Zulfadhli, M.M.
2. Drs. Kamaruddin Sjam, M.M.
3. Lili Santi, S.E.
4. H. Morkes Effendi, S.Pd., M.H.
5. Ir. H. Husni Thamrin
6. Satya Devie N. Aswin
7. H. Adang Gunawan, S.E.
8. Maman Abdurrahman, S.T.
9. Debby Emelia
10. Mikael Injek Barayungk
 

6. PARTAI GERINDRA
1. F.X. Arief Poyuono, S.E.
2. Dr. Hasan Karman., M.M
3. Mutiara Sarumpaet Sani
4. Ir. Yamin Abdurrahman
5. Mardiani M.S., S.H.,
6. H. Bambang Widianto, S.T.
7. Lipinus Lifkoi Vantar, S.H., M.Hum
8. Dr. Hasanuddin Abdurrahman
9. Katherina Angela Oendoen
10. Pensong, S.E., M.Si

 
7. PARTAI DEMOKRAT
1. Albert Yaputra, S.Sos. M.I.Kom
2. Ir. Lim Sui Kiang
3. Erma Suryani Ranik, S.H.
4. Piet Herman Abik
5. M. Alias, S.Ag., S.Pd., M.Si
6. Imelda, S.P.
7. Dr. Drs. Nicodemus R. Toun, M.A.
8. Frans Adisius D.A., S.H., M.H.
9. Dra. Dian Rosana
10. H. Bobby Chrisnawan, S.H.

 
8. PARTAI AMANAT NASIONAL (PAN)
1. H. Sukiman, S.Pd., M.M.
2. Ir. H. Burhanuddin A. Rasyid
3. Ir. Adn. I Roza Dinar
4. R. Epesus Nyarong., S.H., M.Sc., M.H.
5. Zulfiydar Zaidar Mochtar, S.E., M.M.
6. Evi Ruliati
7. Eko Trisna
8. Dwi Santoso, S.H.
9. Zora Vidyanata
10. Agustini, S.H.

 
9. PARTAI PERSATUAN PEMBANGUNAN (PPP)
1. Drs. H. Usman Ja’far
2. Ir. Firman Mardanoes, M.M
3. dr. Fennie Rufini, Sp. Rad.
4. Ir. Hakmansyah
5. Rulizar
6. Eki Larassasty
7. Drs. Sy. M. Razali
8. Siska Febriani Reza
9. Amin Wiryamin
10. Drs. Abdul Karim B.
 

10. PARTAI HANURA
1. Ir. Baskoro Effendy
2. drh. Olan Sebastian, M.M.
3. Kurnia Y. Abdussamad
4. H. Daniel Edward Tangkau, S.H.
5. Ir. Yamin Abdurrahman
6. Dian Anggraini, S.E.
7. Pensong, S.E., M.Si., S.P
8. Andreas Acui Simanjaya
9. Fitri Puspa Rina
10. Drs. H. Agus Salim, M.M.
 

14. PARTAI BULAN BINTANG (PBB)
1. Yudhi Irsyadi Syafii
2. Ratna Yuniar
3. Noval Ardinal
4. Gusti Muhammad Faisal
5. H. Sumarno
6. Melissa Dewi Putri
7. Alfin
8. Taufik M. Thalib, S.I.P
9. Sri Wahyuni
10. Heru Iskhan Noor
 

15. PKPI
1. Marselus Uthan, S.Sos
2. Fachruddin Darajat Siregar
3. Antonia Josephina Maria
4. Yos Huaniel Toding, S.E., M.Si.
5. Drs. Muslim Mashudi, M.B.A.
6. Susi A.Md
7. Gusti Dennie Trifitrau
8. Arief Kana
9. Teressa Maharani
10. Syaiful Hakim, S.Sos


*Penulis adalah Caleg Demokrat Provinsi Kalbar Dapil Ketapang-KKU

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bara Tarakan Membakar Kedamaian Kalimantan

Siapa sangka Kota Tarakan, Kalimantan Timur yang selama ini aman dan damai ternyata menyimpan bara yang panas. Bara itu membesar dipantik pemalakan sekelompok pemuda. Lima nyawa melayang. Bagaimana, mengapa sesungguhnya konflik itu? Siapakah suku Tidung dan Bugis Letta? Tidak pernah ada yang menyangka hari Senin 27 September 2010 menjadi hari yang paling kelam dalam sejarah masyarakat kota Tarakan. Daerah dengan motto B ersih , A man , I ndah , S ehat dan sejahtera (BAIS) itu tiba-tiba tegang, mencekam seperti kota mati. Puluhan ribu orang mengungsi. Padahal hari Minggu sebelumnya dari pagi sampai dinihari aktivitas warga berjalan normal. Umat Kristiani menjalankan ibadah hari minggu di gereja, umat lainnya ada yang beraktivitas santai, banyak juga yang bekerja seperti biasa. Namun keadaan tiba-tiba berubah menjadi tegang dan mencekam mulai diniharinya. Ketegangan bermula ketika pada Minggu sekitar pukul 22.30 WIT terjadi perkelahian tidak sei

Hasan Karman dan Prahara Singkawang

Akibat makalahnya, Walikota Singkawang Hasan Karman bak duduk di kursi pesakitan. Mengapa tulisan yang dipresentasikan dua tahun silam itu bisa memantik amarah masyarakat Melayu? Benarkah peristiwa ini kental nuansa politisnya? Tidak seperti biasanya, Hasan Karman yang biasanya ceria, mudah senyum dan welcome dengan para wartawan, selama hampir dua minggu sejak 28 Mei 2010 mendadak berubah total. Walikota Singkawang pertama dari warga Tionghoa ini serba salah. Bicara salah, tidak bicara juga salah. Ia benar-benar tedudok (terdiam-red) bak seorang pesakitan di tengah gencarnya protes, kritikan terhadap dirinya sebagai walikota Singkawang. Baik lisan, tulisan maupun aksi-aksi anarkis; dari demonstrasi hingga terror pembakaran di sejumlah tempat di kota Singkawang. Singkawang pun sempat mencekam beberapa hari. Toko-toko tutup, orang merasa was-was; bayangan konflik kekerasan masa silam menghantui warga. Konflik bermula pada hari Jumat, 28 Mei 2010. Setelah shalat Jumat, Mess Daerah K

Resonansi Pontianak-Tumbang Titi (Ketapang)

Minggu lalu (kamis 5 Juli 2012) saya menumpang sebuah mobil biro jasa travel jurusan Pontianak-Tumbang Titi, Kabupaten Ketapang. Saya memesan kursi paling depan alias dekat sopir. Pukul 09.00 pagi mobil pun datang. Ternyata belum ada penumpang di dalamnya. “Karena Bapak mau duduk paling depan maka pertama dijemput. Kita akan jemput beberapa penumpang lain lagi. Mohon sabar,Pak,”pinta sang sopir. Fery KMP Saluang, Tayan-Piasak Benar saja, saya harus benar-benar sabar. Dari pukul sembilan, ternyata mobil tersebut menjemput penumpang ke Tanjung Hulu, lalu ke Sungai Raya Dalam, ke Jalan Setiabudi-Gajahmada dan terakhir Jalan Merdeka. Dari jalan Merdeka barulah kami berangkat. Pas masuk jembatan Kapuas Dua jarum jam saya menunjukkan pukul 11.00 wib. Ternyata untuk mendapatkan kursi duduk dekat sopir, saya harus membayarnya cukup mahal, yakni dibawa berputar keliling kota Pontianak selama dua jam. Belum berjalan sesungguhnya, kepala sudah pusing.  Apa yang saya alami rupany