Kehadiran koperasi, termasuk seperti credit union, terbukti
mampu membantu pemerintah dalam mengentaskan kemiskinan di Indonesia. “Koperasi
secara nyata berkontribusi dalam peningkatan perekonomian masyarakat. Apalagi
koperasi terbukti tahan banting dan mampu menghadapi badai krisis ekonomi,”ujar
DR. HM. Suryo Respationo, Wakil Gubernur Kepulauan Riau dalam kata sambutannya
pada pembukaan Rapat Anggota Tahunan (RAT) Pusat Koperasi Kredit Badan
Kordinasi Credit Union Kalimantan (Puskopdit BKCUK) di Hotel Pacific Palace,
Batam, Kepulauan Riau (12/4).
Pendapat senada disampaikan Ignasius IK, Kadis
Koperasi dan UKM Kalbar. “BKCUK adalah mitra Pemerintah Kalbar dalam
mengentaskan kemiskinan. Tidak bisa dibantah, CU adalah penggerak perekonomian
daerah,”ujarnya. Pemerintah Kalimantan Barat, tambah Ignasius, berharap agar
insan-insan credit union mendirikan koperasi-koperasi sektor riil agar semakin
banyak lagi menciptakan lapangan kerja dan mengurangi kemiskinan.
Hasil nyata gerakan credit union dalam mengentaskan
kemiskinan dapat dilihat dari semakin banyaknya orang yang menjadi anggota CU.
“Dengan makin banyaknya orang bergabung CU berarti orang merasakan manfaat
ber-CU,”jelas Marselus Sunardi, Ketua Puskopdit BKCUK. Sebab menurut Sunardi CU
bukan semata-mata bisnis keuangan tetapi CU adalah sekolah kehidupan dimana
anggotanya dituntut selalu solider, saling berbagi, bergotong-royong mewujudkan
kesejahteraan yang berkeadilan. “Tidaklah baik kalau kita sejahtera sendiri
saja,”jelasnya.
Menurut laporan pertanggungjawaban pengurus BKCUK,
dalam tahun buku 2012 total anggota individu 380.700 orang; anggota CU primer
45 CU; asset Rp.4,1 triliun; pinjaman beredar Rp.3,1 triliun; dana cadangan
Rp.118 miliar; saham anggota Rp 447 miliar; simpanan non saham Rp 3,1 triliun;
pendapatan Rp 569 miliar; biaya Rp 542 miliar; sisa hasil usaha Rp 26 miliar.
BKCUK patut berbangga karena dari 100 koperasi
terbesar di Indonesia versi Kementerian Koperasi dan UKM ada 14 CU dalam
naungan BKCUK. Dalam tahun berikutnya
BKCUK berharap makin banyak CU yang masuk 100 koperasi besar. Secara nasional
BKCUK bertekad mensukseskan target nasional gerakan CU yakni 10 juta anggota
dengan asset 100 triliun pada tahun 2020.
Menurut Frans Laten, General Manajer BKCUK,
perkembangan pesat CU-CU dalam naungan BKCUK tersebut karena kerja keras
pengurus, pengawas, manajemen; pelatihan-pelatihan keterampilan; melakukan
invonasi; penerapan teknologi serta kerja sama yang baik antara CU primer dan
sekunder.
Romanus Woga, Ketua Induk Koperasi Kredit Indonesia
(Inkopdit) memberikan apresiasi yang tinggi kepada Puskopdit BKCUK yang telah
memberikan kontribusi besar bagi perkembangan gerakan CU di Indonesia.
“Puskopdit BKCUK adalah koperasi kredit sekunder terbesar di Indonesia. Semoga
makin berkembang agar makin banyak orang sejahtera, semakin banyak rakyat miskin yang dientaskan,”papar Romanus dalam
sambutannya pada pembukaan RAT. Romanus meminta gerakan CU agar
menerapkan unitas, karitas dan veritas. Yakni CU harus bersatu dan bekerja
sama, melayani anggota, dan berkeadilan.
Sebelum RAT yang bertemakan “Memperkokoh gerakan
credit union Kalimantan berbasis komunitas menuju credit union sehat yang
berkelanjutan” ini dilaksanakan lokakarya tentang penguatan kelembagaan, perempuan,
pemuda dan IT, revisi anggaran dasar dan rumah tangga, serta sharing
pengalaman. Sharing pengalaman menampilkan keberhasilan tiga CU besar dari
Kalbar (CU Khatulistiwa Bakti), Kalteng (CU Betang Asi) dan Sulawesi Selatan
(CU Sauan Sibarung).
RAT diikuti 400 orang peserta dan peninjau. Peserta
adalah tiga orang utusan dari 45 CU (pengurus, pengawas, manajemen). Peninjau
adalah calon anggota baru, unsur pengurus, pengawas dan manajemen CU,
perwakilan dari Puskopdit Borneo, Univeritas Gunadharma, Universitas Putra
Batam dan lainnya.
Secara umum program kerja pengurus tahun buku 2012
tercapai 75 persen dan menurut analisis PEARLS dikategorikan Sehat. Kinerja
Pengurus BKCUK tahun buku 2012 selain diawasi dan dinilai pengawas internal
tetapi juga diaudit oleh auditor independen dari kantor akuntan publik Sardjono
Budi Sudahrnoto dan diaudit Indkopdit. Menurut ketiga lembaga pengawas/audit
ini, selama tahun buku 2012 secara umum Puskopdit BKCUK dalam kondisi Sehat.
“Menurut pendapat kami laporan keuangan Puskopdit BKCUK disajikan secara wajar
dalam semua material, posisi keuangan Puskopdit BKCUK tanggal 31 Desember 2012
dan hasil usaha serta arus kas untuk tahun 2012 sesuai dengan Standar Akuntansi
Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP),”tulis auditor
independen dalam laporan tertulisnya.
BKCUK adalah satu-satunya credit union sekunder di
Indonesia yang anggotanya tersebar di seluruh Indonesia. Yakni di Kalimantan
Barat, Timur, Tengah, Jawa, Sumatera, Sulawesi, Maluku, Papua, NTT. CU-CU
tersebut adalah: Khatulistiwa Bakti, Stella Maris, Kingmi, Usaha Kita,
Bonaventura, Tilung Jaya, Sabhang Utung, Pancur Dangeri, Kusapa, Jembatan
Kasih, Filosofi Petani Panncur Kasih, Manteare, Betang Asi, Almendo, Daya
Lestari, Mambuin, Sempekat Ningkah Olo, Sinar Saron, Femung Pebaya, Mototabian,
Remaung Kecubung, Kasih Sejahtera, Sumber Rejeki, Mekar Kasih, Hati Amboina,
Ndar Sesepok, Sauan Sibarrung, Likku Aba, Bahtera Sejahtera, Gerbang Kasih.
Dalam RAT kali ini diterima dua CU baru sebagai anggota BKCUK. Yakni CU Muara
Kasih (Pontianak) dan CUMI Pelita Kasih (Jakarta). Kalbar patut berbangga
karena CU model Kalimantan ini diakui keberhasilannya dan dicontoh daerah lain.
Dalam misa penutupan RAT Uskup Pangkal Pinang Mgr.Hilarius
Moa Nurak,SVD berpesan kepada pengurus, pengawas dan manajemen credit union
agar tetap memprioritaskan menolong warga, komunitas basis agar mampu bangkit
dari kemiskinannya. “Credit Union adalah bentuk nyata karya kita untuk
kemanusiaan yang universal tanpa sekat-sekat perbedaan agama, suku, ras maupun
golongan,”pesan Mgr.Hilarius.
Di berbagai tempat kehadiran CU terbukti mampu
mengubah nasib seseorang menjadi lebih baik. Semoga semakin banyak orang yang
menjadi anggota CU.***
Edi V.Petebang, dari Batam,Kepri
Komentar