Langsung ke konten utama

CU Stella Maris, LARIS..!

Mulai tahun 2013 Credit Union Stella Maris (CUSM) memasuki babak baru. Babak baru tersebut merupakan hasil dari perencanaan strategis (strategic planning-SP) yang dilaksanakan selama tiga hari tanggal 13-15 Agustus 2012.

Dalam SP yang difasilitasi Stefanus Masiun dan dikuti seluruh Penasihat, Pengawas, Penguru, staf dan perwakilan anggota aktif tersebut dievaluasi dan dirumuskan kembali visi, misi, isu strategis, tujuan strategis dan program-program prioritas selama tiga tahun ke depan (2013-2015).

Dalam analisis SWOT diidentifikasi kekuatan organisasi dan tata kelola CUSM, antara lain, mempunyai gedung sendiri dengan fasilitas yang memadai dan strategis, meliliki visi misi yang jelas, sistem komputerisasi dalam pelayanan, adanya evaluasi dan kontrol secara berkala, memiliki SOP, jobdes dan AD/ART.
Pengurus, Pengawas, Staff dan Fasilitator SP

Dari aspek keuangan, kekuatan CUSM antara lain peluang untuk menambah anggota masih cukup tinggi baik kantor Pusat maupun di TP-TP, likuiditas aman, brand CU Stella Maris makin positif di mata anggota, pelayanan kredit lebih mudah, bunga tabungan bersaing dengan  lembaga keuangan lainnya.

Dari analisi eksternal CUSM ditemykan sejumlah kondisi dominan pada tahun 2013-2015 yang dapat mempengaruhi CU Stella Maris yang harus diwaspadai. Yakni persaingan antar CU, adanya kelompok-kelompok sakit  hati  terhadap CU, adanya kelompok bank 47/rentenir, adanya lembaga keuangan lain, kebijakan politik dan pemerintah (UU, PP, Perda, Pajak), fluktuasi harga komoditi.

Meski ada tantangan, namun ada peluang eksternal yang bisa dimaksimalkan untuk pengembangan CU. Yakni potensi anggota sangat besar, perkembangan teknologi, daya beli Masyarakat meningkat, kesadaran masyarakat untuk ber CU semakin baik, kondisi perekonomian relatif stabil, dunia Usaha semakin berkembang (mengembangkan CUMI), pejabat lokal/setempat masih bersikap kooperatif terhadap CU, ada peluang pegembangan wilayah baru.

Untuk melayani kebutuhan anggota yang makin beragam, maka akan dilakukan sejumlah usaha dan pembuatan produk baru.

Dalam jangka panjang (25 tahun mendatang), kualitas anggota CUSM dalam berbagai aspek kehidupan adalah sebagai berikut. Dalam aspek pendidikan, kondisiyang diharapkan adalah:  memiliki anggota yang militan, kepercayaan anggota terhadap CUSM semakin  meningkat, anak-anak keluarga CUSM mayoritas  berpendidikan  S1, anggota mampu memberi pemahaman kepada pihak lain yg belum bergabung ke CUSM, anggota melakukan transaksi secara online, maksimal kredit lalai 5%.

Dalam aspek ekonomi, kondisi yang diharapkan: (1). kemampuan mengelola keuangan keluarga semakin baik (2). kemandirian dalam Ekonomi keluarga semakin meningkat (3). mampu melayani pinjaman anggota berdasarkan tahapan kehidupan  anggota (4). anggota yang sudah bergabung di CUSM selama 25 tahun memiliki tabungan minimal  300 juta.

Dalam aspek sosial, kondisi yang diharapkan adalah (1). Loyalitas anggota terhadap Lembaga CUSM semakin  tinggi (2). mampu memelihara idealisme awal  CUSM (3). 80 % Warga paroki Stella Maris menjadi anggota CUSM dan TP pada tahun 2037 penambahan anggota menjadi 35.000 orang dengan aset 400 Milyar (4). warga Jungkat dan Segedong bergabung ke CUSM 6000 (22/bln) (5). solidaritas antar anggota semakin tinggi dengan ditandai santunan duka dan kesehatan.

Setelah melalui diskusi serius dan melalui pertimbangan yang matang, maka dirumuskan tujuan strategis, visi, misi, nilai-nilai CU Stella Maris yang baru.

Ada empat tujuan strategis, yakni:
1.        Adanya produk-produk yang berorientasi pada tahap-tahap kehidupan anggota, berbasis teknologi dan pelayanan yang berkualitas sehingga semua anggota mendapatkan pelayanan terbaik.
2.        Sumberdaya manusia (Pengurus, pengawas dan Manajemen dikembangkan dan dikelola secara profesional dan berkelanjutan guna memastikan sistem tata kelola dan pelayanan berjalan optimal sehingga semua program kerja tercapai secara efektif setiap tahun
3.        Pengelolaan keuangan dan manajemen perkreditan berjalan sesuai kebijakan dan SOP yang telah ditetapkan sehingga menghasilkan kinerja keuangan yang memenuhi standar struktur keuangan credit union.
4.        Pengorganisasian, pendidikan dan penyadaran anggota berjalan secara intensif dan berkesinambungan sehingga target kualitas dan jumlah anggota masuk 5.870 orang tercapai sesuai program kerja.

Visi CUSM adalah  Menjadi Credit Union Yang Aman, Tangguh  Dan Terpercaya Di Kalimantan Barat”. Misinya adalah (1). Meningkatkan kapasitas pengurus, pengawas dan manajemen sehingga mampu menjalankan  pelayanan secara profesional (2). Melakukan pelayanan dengan penuh kasih (3). Meningkatkan kecerdasan finansial melalui pendidikan dan pelatihan yang berkelanjutan (4). Meningkatkan kesejahteraan ekonomi keluarga anggota (5). meningkatkan solidaritas anggota melalui pelayanan sosial

Nilai-Nilai Inti Cu Stella Maris adalah kejujuran, akuntabilitas, sinergisitas, inovatif, handal ((disingkat KASIH). Mottonya adalah LARIS:layanan prima idaman semua. Brandnya Adalah: Stella Maris.
Banyak harapan mengemuka terhadap CU Stella Maris. Misalnya, bagaimana mengatur hubungan antara CU Setlla Maris dengan Paroki Stella Maris karena CUSM diinisasi Paroki Stella Maris dalam pendiriannya. “Agar tidak seperti peribahasa kacang lupa kulitnya, maka di dalam Anggaran Dasar CU ini perlu diatur hubungan itu supaya orang tidak melupakan sejarah CU ini,”harap Hilarius Djonis, Penasihat CU Stella Maris. 

Pastor Jeffrie Adrianus Bogia MSC mengharapkan agar selain harus dikelola secara profesional, insan-insan CU (pengawas, pengurus, staff, anggota) agar menjadikan CU ini sebagai sarana yang secara implisit menyebarkan kabar baik bagi semua orang. 

Sampai Desember 2011, anggota CU Stella Maris berjumlah 3.219 orang dengan total asset Rp.32 miliar. Tahun buku 2011 CUSM berhasil membukukan laba kotor Rp.291 juta. Laba ini dibagikan bervariasi kepada anggota sesuai dengan besarnya simpanan dan balas jasa pinjamannya.

Tahun buku 2011 CUSM berhasil menyalurkan kredit sebesar Rp.13 miliar kepada 1.181 peminjam. Yakni  untuk tujuan produktif 31%, kesejahteraan 34%, pendidikan 7,4%, darurat 5% dan kapitalisasi 23%.

Menurut Manajer CU Stella Maris, Maria Sukarni, A.Md dalam tahun buku 2012 CUSM menargetkan anggota 4.119 orang dengan total asset Rp.37miliar. Untuk mencapai target tersebut CUSM sedang melaksanakan sejumlah langkah, seperti memaksimalkan penagihan piutang, menyalurkan kredit, merekrut  staff, meningkatkan pelayananan dan melakukan sosialisasi kepada masyarakat serta membuka tempat pelayanan baru.

CU Stella Maris ini merupakan CU yang khas. CU ini didirikan dan berbasis Gereja Katolik, khususnya Paroki Siantan, CU Stella Maris. Namun dalam perjalanannya kehadiran CU ini diterima semua kalangan dari beragam etnis dan agama yang ada di wilayah Pontianak Utara. “Keunikan lain dari CU ini karena satu-satunya CU yang melayani anggotanya pada hari minggu. CU Stella Maris merupakan contoh yang tepat untuk gerakan rekonsiliasi sosial di Kalimantan Barat.,”jelas Marsianus Ami, S.Pd, Ketua Pengurus CU Stella Maris.

Karena cukup besarnya kontribusi CUSM dalam memperbaiki kehidupan sosial ekonomi anggotanya, maka CU ini pernah mendapat penghargaan CU berprestasi dari Walikota Pontianak dan Gubernur Kalbar.

Setelah melaksanakan SP, diadakan rekoleksi dan rekreasi yang diikuti penasihat, pengawas, pengurus dan staff beserta keluarga batih masing-maisng. Rekoleksi di Hotel Palapa Beach Pasir Panjang, Singkawang ini dipandu oleh Pastor Murjoko CP dari Paroki St.Heronimus Tanjung Hulu Pontianak.***

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bara Tarakan Membakar Kedamaian Kalimantan

Siapa sangka Kota Tarakan, Kalimantan Timur yang selama ini aman dan damai ternyata menyimpan bara yang panas. Bara itu membesar dipantik pemalakan sekelompok pemuda. Lima nyawa melayang. Bagaimana, mengapa sesungguhnya konflik itu? Siapakah suku Tidung dan Bugis Letta? Tidak pernah ada yang menyangka hari Senin 27 September 2010 menjadi hari yang paling kelam dalam sejarah masyarakat kota Tarakan. Daerah dengan motto B ersih , A man , I ndah , S ehat dan sejahtera (BAIS) itu tiba-tiba tegang, mencekam seperti kota mati. Puluhan ribu orang mengungsi. Padahal hari Minggu sebelumnya dari pagi sampai dinihari aktivitas warga berjalan normal. Umat Kristiani menjalankan ibadah hari minggu di gereja, umat lainnya ada yang beraktivitas santai, banyak juga yang bekerja seperti biasa. Namun keadaan tiba-tiba berubah menjadi tegang dan mencekam mulai diniharinya. Ketegangan bermula ketika pada Minggu sekitar pukul 22.30 WIT terjadi perkelahian tidak sei

Hasan Karman dan Prahara Singkawang

Akibat makalahnya, Walikota Singkawang Hasan Karman bak duduk di kursi pesakitan. Mengapa tulisan yang dipresentasikan dua tahun silam itu bisa memantik amarah masyarakat Melayu? Benarkah peristiwa ini kental nuansa politisnya? Tidak seperti biasanya, Hasan Karman yang biasanya ceria, mudah senyum dan welcome dengan para wartawan, selama hampir dua minggu sejak 28 Mei 2010 mendadak berubah total. Walikota Singkawang pertama dari warga Tionghoa ini serba salah. Bicara salah, tidak bicara juga salah. Ia benar-benar tedudok (terdiam-red) bak seorang pesakitan di tengah gencarnya protes, kritikan terhadap dirinya sebagai walikota Singkawang. Baik lisan, tulisan maupun aksi-aksi anarkis; dari demonstrasi hingga terror pembakaran di sejumlah tempat di kota Singkawang. Singkawang pun sempat mencekam beberapa hari. Toko-toko tutup, orang merasa was-was; bayangan konflik kekerasan masa silam menghantui warga. Konflik bermula pada hari Jumat, 28 Mei 2010. Setelah shalat Jumat, Mess Daerah K

Resonansi Pontianak-Tumbang Titi (Ketapang)

Minggu lalu (kamis 5 Juli 2012) saya menumpang sebuah mobil biro jasa travel jurusan Pontianak-Tumbang Titi, Kabupaten Ketapang. Saya memesan kursi paling depan alias dekat sopir. Pukul 09.00 pagi mobil pun datang. Ternyata belum ada penumpang di dalamnya. “Karena Bapak mau duduk paling depan maka pertama dijemput. Kita akan jemput beberapa penumpang lain lagi. Mohon sabar,Pak,”pinta sang sopir. Fery KMP Saluang, Tayan-Piasak Benar saja, saya harus benar-benar sabar. Dari pukul sembilan, ternyata mobil tersebut menjemput penumpang ke Tanjung Hulu, lalu ke Sungai Raya Dalam, ke Jalan Setiabudi-Gajahmada dan terakhir Jalan Merdeka. Dari jalan Merdeka barulah kami berangkat. Pas masuk jembatan Kapuas Dua jarum jam saya menunjukkan pukul 11.00 wib. Ternyata untuk mendapatkan kursi duduk dekat sopir, saya harus membayarnya cukup mahal, yakni dibawa berputar keliling kota Pontianak selama dua jam. Belum berjalan sesungguhnya, kepala sudah pusing.  Apa yang saya alami rupany