Gawai
akbar insan credit union dalam jaringan Puskopdit BKCUK ditutup dengan
pelantikan pengurus dan pengawas periode baru 2012-2015 dalam misa kudus. Untuk
kedua kalinya suara terbanyak anggota Puskopdit BKCU Kalimantan diberikan
kepada Drs. Marselus Sunardi sebagai
pengurus BKCUK. Pada pemilihan tahun 2008 ia juga meraih suara terbanyak namun
karena ia berjiwa besar mengaku belum siap menjadi ketua. “Kali ini rasanya
pengalaman yang saya dapat pada periode sebelumnya di kepengurusan BKCUK, maka
saya lebih mantap dan lebih percaya diri memimpin lembaga sebesar BKCUK ini,” jelasnya.

Siapakah Marselus Sunardi? Bagi aktivis
CU tentulah sudah familiar dengan Sunardi. Ia bukanlah orang baru di BKCUK.
Periode sebelumnya Sunardi adalah wakil ketua Pengurus; BKCUK. Tentu karena kinerjanya
yang baik maka ia dipercaya anggota. “Saya sangat mencintai credit union. Hidup
saya, saya baktikan untuk credit union,”ujarnya dalam satu kesempatan.
“Kisah cinta” Sunardi dengan credit
union bermula tahun 1993, tepatnya tanggal 18 September 1993, saat ia secara
nyata menjadi anggota CU Lantang Tipo di Bodok, Sanggau. Ia mau menjadi anggota
CU kala itu karena mengetahui bahwa nilai-nilai dan prinsip-prinsip CU yang
mulia karena bisa menolong banyak orang. Sebagai anggota ia sangat aktif.
Karena itulah tiga tahun kemudian, tahun 1996, ia terpilih sebagai anggota
Pengurus CU Lantang Tipo.
Sebagai
guru, ia sangat prihatian dengan gaya hidup masyarakat, khususnya masyarakat
Dayak—saudara sebangsanya-- yang konsumtif dan beratnya kehidupan masyarakat
pedesaan akibat krisis ekonomi tahun 1997-1998. “Masyarakat mempunyai sumber penghasilan, tetapi tidak
memiliki tabungan sebagai cadangan masa depan yang baik. Seluruh penghasilan
habis karena terpengaruh kehidupan konsumeristik. Masyarakat tidak mampu
menentukan prioritas pengeluaran, mempunyai banyak anak yang tidak bersekolah dan
lain-lain,”terang pria yang murah senyum dan humoris ini.
Kondisi
ini mendorongnya untuk mencari cara bagaimana agar masyarakat dapat keluar dari
lingkaran kemiskinan absolut. Ia pun menjatuhkan pilihan pada credit union
untuk solusi itu. “Sebab CU itu sangat dekat dengan rakyat dengan inovasi yang
mengkombinasikan budaya lokal dan teknologi informasi serta budaya global,”jelasnya.
Keprihatinan
itulah yang ia dan kawan-kawan pengurus, pengawas dan manajemen jawab melalui
pengembangan CU Lantang Tipo. Di CU yang terbesar di Indonesia ini Sunardi
pernah menjadi Sekretaris, Bendahara, dan Wakil Ketua. Ia juga aktif dalam
pelatihan-pelatihan tentang credit union baik di dalam maupun di luar negeri.
Sunardi lahir
dan besar di kampung Pejugan, Kabupaten Sanggau, Kalbar dari pasangan MB. Judah
dan Dominika Serian. Sulung dari enam bersaudara ini sejak kecil sudah
menunjukkan bakat kepemimpinannya. Kerapkali ia memimpin teman-temannya dalam
berbagai kegiatan, baik di kampung dan di
sekolah. “Saya merasa bahwa jalan hidup yang ditentukan Tuhan adalah
aktif di credit union dan “terlanjur” jatuh cinta kepada gerakan ini,”tuurnya.
Menurutnya bila
CU dikelola dengan baik dan benar, maka kesejahteraan para anggotanya sungguh
menjadi nyata. Tiap individu yang disadarkan tentang tanggung jawabnya terhadap
masa depan, baik pribadi maupun bersama-sama pasti berani keluar dari kebiasaan
tidak produktif menjadi produktif.
Diwawancarai
usai terpilih sebagai ketua pengurus BKCUK, Nardi mengatakan ada tiga program
prioritas yang akan dilakukannya bersama pengurus lain dan manajemen BKCUK. Pertama, pembenahan keorganisasian
Puskopdit BKCUK. Misalnya, periode sekarang pengurus akan menunjuk beberapa
tokoh gerakan CU untuk menjadi penasihat. Kedua,
pembenahan komunikasi dan informasi di BKCUK, termasuk perbaikan program
komputer di CU yang banyak dikeluhkan anggota serta melakukan promosi tentang
gerakan CU dan s KCUK. Ketiga,
melakukan advokasi untuk sejumlah isu krusial terkait dengan gerakan credit
union. “Isu yang paling hangat sekarang adalah pajak untuk koperasi. Kita akan melakukan
audiensi dengan pihak pajak dilengkapi data untuk menjelaskan tentang CU ini,
baik di level daerah maupun nasional. Jika memang cara ini tidak berhasil, kita
akan melakukan gugatan yudicial review ke Mahkamah Konstitusi,”jelasnya kepada Edi V.Petebang dari CUreview.
Selamat. Semoga CU semakin menjadi alat memutus lingkaran setan kemiskinan.
Komentar