Langsung ke konten utama

Fr.Dedian, Buah 47 Tahun Gereja Katolik Siantan, Pontianak

Kamis, 3 Mei 2012 adalah hari yang bersejarah bagi kehidupan umat Katolik di Paroki Stella Maris-Siantan, Keuskupan Agung Pontianak. Sebab setelah berumur 47 tahun, inilah pertama kalinya Paroki Stella Maris menyelenggarakan tahbisan imam putra Paroki Stella Maris.
P. Dediam MSC ditandu siswa SMA Asisi dari SMP/SMA Asisi (foto:EP)
Imam baru tersebut adalah Frater Antonius Dedian MSC. Diakon Dedian lahir di Pontianak, 15 April 1982. Ayahnya adalah seorang aktivis gereja bernama (alm) FB.Atang dan ibu Noberta Sa’undi. Anak kedua dari empat bersaudara ini mengikrarkan kaul pertama sebagai seorang imam di Karang Anyar 10 Agustus 2003. Kaul kekal di Pineleng 23 Oktober 2010 dan tahbisan diakon di Pineleng tanggal 8 Juli 2011.
Diakon Dedian merupakan putra Kalbar kedua yang akan ditahbiskan sebagai Imam MSC, setelah sebelumnya P.Maskus Reponata, MSC ditahbiskan di Darit, Landak tahun 2010. Diakon Dedian mengambil motto tahbisan “Ia yang memanggil kami adalah setia, ia juga akan menggenanpinya” (I Tes.5:24).
Dedian tamatan SDN 16 Pontianak Utara (1994); SMP Santo Fransiskus Asisi (1997) dan SMA Santo Fransiskus Asisi (2000). Kemudian melanjutkan kelas persiapan calon imam di Nyarumkop dan mulai pendidikan calon imam MSC tahun 2001 di Sekolah Tinggi Filsafat-Seminari Pineleng Manado. Setamat S1 tahun 2006 Fr.Dedian melakukan tahun pastoral selama tiga tahun di Paroki Perawan Maria Hati Tak Bernoda Langgur-Maluku Utara dan di Paroki Ratu Rosari Suci-Manado. Setelah menamatkan Pasca Sarjana (S2) ia bertahun diakonal di Paroki St. Agustinus dan Matias-Darit Kabupaten Landak.
Rangkaian acara tahbisan dimulai pukul 07.00 WIB berupa penyambutan pihak Yayasan Pancur Kasih bersama siswa, guru dan staff SMP dan SMA Santo Fransiskus Asisi. Dari kompleks persekolahan Asisi diarak dengan tandu oleh siswa-siswi SNP-SMA Asisi dengan diiringi barongsai dan tarian Hudoq (tarian Dayak). Sampai ke halalman gereja, pihak keluarga menyerahkan calon imam kepada Uskup Agung Pontianak Mgr. Hieronymus Bumbun OFM Cap.  

Upacara inti berupa pentahbisan dimulai pukul 09.00 dipimpin Mgr. Hieronymus Bumbun OFM Cap didampingi 30 imam sebagai konselebran. Setelah prosesi tahbisan yang memakan waktu sekitar tiga jam selesai, maka dilakukan acara ramah tamah dan hiburan.
Menurut Ketua Panitia Pentahbisan Alfonus Ayab, didampingi Sekretaris Antonius Suprayogi, panitia mengundang seribu orang, baik dari Pontianak maupun luar Kalbar, termasuk para pejabat seperti Gubernur Kalbar Cornelis dan kepala Dinas. “Ini adalah acara umat dan kebanggan umat. Karena itulah sebagai ungkapan syukur atas berkat Tuhan ini, panitia telah mengorganisir seluruh rangkaian kegiatan ini semenarik dan semeriah mungkin,”jelas Alfonsus.
Tentang MSC
Missionarii Sacritissimi Cordis disingkat MSC dalam bahasa Indonesia berarti Misionaris Hati Kudus Yesus. MSC didirikan imam muda di Perancis, Jules Chevalier awal abada ke-19.
Sampai kini MSC berkarya di 54 negara dengan 2.000 imam dan bruder. Di Indonesia MSC mulai berkarya tahun 1903 di Kepulauan Kei, Maluku. Anggota MSC di Indonesia kini 335 dan berkarya di 11 keuskupan, antara lain Pontianak, Ambon, Manado, Makasar, Jakarta, Jayapura, Palembang. Ada sejumlah pastor/bruder MSC Indonesia berkarya di luar negeri, seperti Amerka Serikat, Australia, Kepulauan Pasifik, Papua Nu Gini, Jepang, Perancis dan Ekuador.
Selain karya pastoral parokial, anggota MSC juga melibatkan diri dalam karya-karya kategorial, antara lain pendidikan dan pembinaan, sosial karitatif (panti asuhan, pengobatan, asrama), sarana komunikasi sosial (radio, percetakan, majalah), usaha produktif (air minum dan lilin) serta Justice, Peace, and Integrity of Creation (JPIC).

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bara Tarakan Membakar Kedamaian Kalimantan

Siapa sangka Kota Tarakan, Kalimantan Timur yang selama ini aman dan damai ternyata menyimpan bara yang panas. Bara itu membesar dipantik pemalakan sekelompok pemuda. Lima nyawa melayang. Bagaimana, mengapa sesungguhnya konflik itu? Siapakah suku Tidung dan Bugis Letta? Tidak pernah ada yang menyangka hari Senin 27 September 2010 menjadi hari yang paling kelam dalam sejarah masyarakat kota Tarakan. Daerah dengan motto B ersih , A man , I ndah , S ehat dan sejahtera (BAIS) itu tiba-tiba tegang, mencekam seperti kota mati. Puluhan ribu orang mengungsi. Padahal hari Minggu sebelumnya dari pagi sampai dinihari aktivitas warga berjalan normal. Umat Kristiani menjalankan ibadah hari minggu di gereja, umat lainnya ada yang beraktivitas santai, banyak juga yang bekerja seperti biasa. Namun keadaan tiba-tiba berubah menjadi tegang dan mencekam mulai diniharinya. Ketegangan bermula ketika pada Minggu sekitar pukul 22.30 WIT terjadi perkelahian tidak sei...

AR Mecer Terima Sanata Dharma Award 2010

Kalimantan Barat patut berbangga karena salah seorang warganya, yakni Drs. AR. Mecer meraih penghargaan bergengsi dari Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, "Universitas Sanata Dharma Award Tahun 2010" sebagai Perintis dan Penggiat Credit Union di Indonesia. Penyerahan penghargaan yang diberikan setiap lima tahunan tersebut dilakukan oleh rektor Universitas Sanata Dharma (USD)   P. Dr. Ir. Paulus Wiryono Priyotamtama SJ dalam Perayaan Lustrum XI dan Ulang Tahun Ke-55 Universitas Sanata Dharma di Yogyakarta pada hari Jumat, 17 Desember 2010. Menurut P.Priyotamtama SJ. sosok Mecer merupakan tokoh Indonesia yang mampu membangun kekuatan-kekuatan transformatif rakyat melalui credit union. "Credit union bukan lagi sekedar aktivitas ekonomi, tetapi merupakana gerakan sosial yang membuat masyarakat, terutama kaum papa, memiliki harkat dan martabat sebagai manusia,"papar Priyotamtama. Mecer memang pantas menerima USD Award tersebut sebab sebagian besar hidupnya diabdi...

Resonansi Pontianak-Tumbang Titi (Ketapang)

Minggu lalu (kamis 5 Juli 2012) saya menumpang sebuah mobil biro jasa travel jurusan Pontianak-Tumbang Titi, Kabupaten Ketapang. Saya memesan kursi paling depan alias dekat sopir. Pukul 09.00 pagi mobil pun datang. Ternyata belum ada penumpang di dalamnya. “Karena Bapak mau duduk paling depan maka pertama dijemput. Kita akan jemput beberapa penumpang lain lagi. Mohon sabar,Pak,”pinta sang sopir. Fery KMP Saluang, Tayan-Piasak Benar saja, saya harus benar-benar sabar. Dari pukul sembilan, ternyata mobil tersebut menjemput penumpang ke Tanjung Hulu, lalu ke Sungai Raya Dalam, ke Jalan Setiabudi-Gajahmada dan terakhir Jalan Merdeka. Dari jalan Merdeka barulah kami berangkat. Pas masuk jembatan Kapuas Dua jarum jam saya menunjukkan pukul 11.00 wib. Ternyata untuk mendapatkan kursi duduk dekat sopir, saya harus membayarnya cukup mahal, yakni dibawa berputar keliling kota Pontianak selama dua jam. Belum berjalan sesungguhnya, kepala sudah pusing.  Apa yang saya alami ru...