Ketua Induk Koperasi Kredit (Inkopdit) Indonesia
Romanus Woga memberikan apresiasi yang tinggi kepada Puskopdit BKCUK yang telah
memberikan kontribusi besar bagi perkembangan gerakan CU di Indonesia.
“Puskopdit BKCUK adalah koperasi kredit sekunder terbesar di Indonesia. Semoga
makin berkembang agar makin banyak orang sejahtera,”papar Romanus dalam
sambutannya sebelum laporan pertanggungjawaban Pengurus dan Pengawas
BKCUK.
![]() |
AR Mecer, Ketua Pengurus BKCUK menyampaikan LPj 2009-2012 |
RAT BKCUK kemarin (10/5) berisi laporan
pertanggungjawaban Pengurus dan Pengawas periode 2009-2012. Laporan disampaikan
pengurus lengkap yang terdiri dari Ketua:
Drs. AR. Mecer; Wakil Ketua:
Drs. Marselus Sunardi; Sekretaris: Daminaus Djampi; Bendahara : P. RD.
Fredy Rante Taruk, Pr; Aggota: Stefanus Masiun.
Berdasarkan laporan pengurus diketahui bahwa total
anggota yang tersebar di 44 CU primer adalah 319.201 orang dengan rerata tabungan perorang Rp.10.135.383. Dari 34 Puskopdit
anggota Induk Koperasi Kredit (Inkopdit), BKCUK adalah Puskopdit yang terbesar
dari segi aset dan anggota. BKCUK merupakan satu-satunya Puskopdit yang anggotanya tersebar di seluruh
Indonesia, yakni Kalbar, Kalteng, Kaltim, Jawa, Sumatera, NTT, Sulawesi,
Papua, dan Maluku.
Selama tahun buku 2011 BKCUK memfasilitasi 45 jenis
pendidikan dan pelatihan; melakukan pendampingan kepada CU primer; monitoring
dan audit CU primer; pengembangan teknologi informasi; pelayanan silang pinjam
daerah (SPD) serta Jaminan Perlindungan Kalimantan (Jalinan) . Tahun 2011 BKCUK
meluncurkan produk Simpanan Kredit Luhur Sehati (Siklus), yakni produk
simpanan dan pinjaman bagi lembaga CU. Produk
pengganti Tapan dan Sincan ini merupakan perwujudan filosofi petani dengan prinsip
“give and give”.
Tahun buku 2011
klaim Jalinan yang dibayarkan Rp.20.269.755.325. Yakni santunan simpanan (Tunas)
Rp.10.234.942.575 dan perlindingan piutang (Lintang) Rp.10.034.812.750. “Total sejak
didirikan tahun 2003 program Jalinan telah memberikan dana perlindungan
Rp.96.853.257.800 kepada 9.761 orang anggota CU.
Tahun 2011 BKCUK menggelar konferensi internasional
pertama tentang credit union di Pontianak bekerjasama dengan Universitas
Gunadharma, Jakarta; proaktif mendiskusikan draft RUU Koperasi serta
berkordinasi dengan Kanwil Pajak Kalbar untuk menyampaikan informasi tentang
CU. Sebagai wujud solidaritas gerakan CU internasional, BKCUK juga memberikan
kontribusi dana untuk jaringan CU Indonesia (Inkopdit) dan CU Asia (ACCU).
Badan Pengawas BKCUK yang terdiri Herkulanus Cale
(Ketua), Silvia Sayu (Sekretaris) dan Anton Ain Pamero (anggota) dalam
laporannya menyimpulkan, dari empat aspek pemeriksaan (hukum,
organisasi, administrasi dan usaha) maka Puskopdit BKCUK berjalan normal, sehat
dan mampu memberikan jaminan perlindungan simpanan dan pinjaman anggota. “BKCUK
tetap aman dan terjamin untuk bergerak maju,”ujar Cale.
Setelah dilakukan pembahasan, akhirnya seluruh peserta
RAT menerima laporan pertanggungjawaban Pengurus dan Pengawas masa bakti
2009-2012.
Untuk tahun buku 2012, pengurus merencanakan sejumlah
program kerja dan target-target pencapaian. Aktivitas pokok tahun buku 2012
adalah pendidikan dan pelatihan serta audit dan monitoring. Pelatihan antara
lain manajemen kredit, Teknologi informasi, marketing, jender, aster trainer,
kepemimpinan, etos kerja, pemuda, mjurnalistik, kewirausahaan, audit. “Tahun
buku 2012 akan mulai dibangun gedung Pusat Pendidikan dan Pelatihan di
Pontianak,”jelas Frans Laten, manajer BKCUK.
Seluruh CU primer anggota BKCUK bertekad terus
mengembangkan CU dan berkomitmen bersama jaringan Puskopdit BKCU Kalimantan
yang mengusung visi “menjadi gerakan credit union Nusantara berbasis komunitas
dan filosofi petani yang membebaskan”.
Besok (11/5) hari terakhir RAT Puskopdit BKCUK dengan
agenda tunggal pemilihan pemilihan pengurus dan Pengawas BKCUK periode
2012-2015. Pemilihan ini akan ditangani
oleh Panitia pemilihan yang diketuai Drs. Jarot Winarno dan Sekretaris Dra. Sesilia Seli, MPd.
Komentar
joseph fauzi