Langsung ke konten utama

Sebelas Tahun Landak Menapak Jejak

Tanggal 12 Oktober 2010 Kabupaten Landak genap berusia 11 tahun (berdiri 4  Oktober 1999). Sebelas tahun bukanlah waktu yang pendek. Tentu (seharusnya) sudah banyak perbaikan infrastuktur, sarana dan prasarana yang dilakukan pemerintah; taraf kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat Landak semestinya menjadi lebih baik. Sudahkah demikian? Apa yang sudah dan belum dilakukan Pemkab untuk masyarakatnya?

Kabupaten Landak adalah pecahan Kabupaten Pontianak yang dibentuk dengan UU Nomor  5 Tahun 1999 tanggal 4 Oktober 1999. Pertimbangan pokok terbentuknya Kabupaten Landak adalah karena adanya aspirasi masyarakat, perkembangan penduduk, luas wilayah, potensi ekonomi, sosial budaya, sosial politik dan meningkatnya beban tugas serta volume kerja di bidang penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan. Tujuan pembentukan kabupaten ini adalah menjamin perkembangan dan kemajuan masyarakat menjadi lebih baik.

Dengan wilayah seluas 9.909,10 km dan berpenduduk 330.484 orang, yang terdiri atas 172.707 laki-laki dan 157.777 perempuan dengan tingkat kepadatan penduduk 33 orang per kilo meter persegi (SP 2010). Landak terbagi menjadi 13 kecamatan dengan 174 desa, dan 6 desa diantaranya termasuk desa tertinggal. Yakni Kecamatan Ngabang, Sengah Temila, Menyuke, Menjalin, Mandor, Mempawah Hulu, Meranti, Kuala Behe, Air Besar, Sebangki, Banyuke Hulu, Jelimpo dan Sompak.

Jumlah penduduk Kab.Landak berdasarkan data sementara hasil Sensus Penduduk 2010 adalah 330.484 yang tersebar di 13 kecamatan. Penduduk terbanyak adalah Kec. Ngabang yakni 61.963 orang (18,7%), Sengah Temila 53.464 orang (16,2%) dan Mempawah Hulu 32.722 orang. Data selengkapnya berikut ini.

1.  Sebangki                 17.217
2.  Ngabang                  61.963
3.  Jelimpo                    23.223
4.  Sengah Temila          53.464
5.  Mandor                   28.264
6.  Menjalin                   18.531
7. Mempawah Hulu      32.733
8. Sompak                   13.562
9. Menyuke                  25.522
10. Banyuke Hulu         11.749
11. Meranti                  9.027
12. Kuala Behe            13.537
13. Air Besar                21.692
Total 330.484

PDRD Landak 2008 atas dasar harga berlaku meningkat dari Rp.2.134.116,78 juta tahun 2007 menjadi Rp.2.426.138,31 juta. Sektor pertanian menyumbang 51,33 persen untuk PDRD. Pertumbuhan ekonomi rata-rata tahun 2008 sebesar 4,29%.

Realisasi anggaran pendapatan tahun 2008 sebesar Rp.427.353 miliar yang terdiri dari PAD Rp.8,322 miliar; dana perimbangan Rp.436,237 miliar dan pendapatan lain Rp.30,784 miliar. DAU Rp.349,350 miliar dan DAK Rp.53,621 miliar. Pendapatan pajak tahun 2008 Rp.1.520.921 juta. Penerimaan retribusi dan lainnya mencapai Rp.6,811 miliar (Lihat Kabupaten Landak dalam angka, 2009)

Kaya potensi
Kabupaten Landak sangat strategis secara geografis dan sumber daya alam. Secara geografis, posisinya merupakan lintasan antar negara khususnya Malaysia dan Brunei Darussalam selain itu lintasan antar kabupaten di Propinsi Kalimantan Barat.  Landak kaya akan sumber daya alam. Bahan tambang golongan A yang terdapat di wilayah Kabupaten Landak adalah timah hitam dan galena (di wilayah Mandor). Tambang golongan B adalah mineral kolkopirit, kakosi, Azurit dan native (Mandor); emas (Mandor, Ngabang, Air Besar, Menjalin dan Mempawah Hulu); air raksa (Menyuke dan Air Besar); intan (Air Besar, Kuala Behe dan Ngabang); bismuth (Menyuke dan Ngabang); biji antimoni (di Kecamatan Menyuke); molibdonit (Ngabang dan Mandor); gambut di Sengah Temila. Bahan galian golongan C adalah pasir kuarsa, kaolin, granit, andesitic, dan pasir (http://distamben-landak.blogspot.com). Produksi emas terbanyak di Kec.Air Besar, yakni 596,95 gram/hari dan Kec.Kuala Behe 580,55 gram/hari.

Sampai bulan Januari 2010 terdapat 52 izin usaha pertambangan (IUP)yang sudah eksplorasi; 7 izin IUP operasi produksi. Beberapa izin masih menunggu koordinasi dengan Departemen ESDM untuk penyesuaian dari kuasa pertambangan ke IUP sehubungan dengan penerapan UU Nomor 4 Tahun 2009 Tentang Pertambangan Mineral dan Batubara.

Izin-izin lain yang sudah dikeluarkan namun sebagian besar belum beroperasi adalah bauksit, dengan jumlah 34 izin; zircon dengan jumlah 8 izin; besi dengan jumlah 1 izin; molibdenit dengan jumlah 3 izin; emas dengan jumlah 10 izi; intan dengan jumlah 3 izin.

Pemkab Landak mendukung sektor pertambangan ini dengan merencanakan pembukaan kawasan industri yang terletak di Kecamatan Mandor (Mandor Industrial Estate) dengan berbagai insentif yang diberikan kepada investor. Pemkab bersama PT. Aneka Tambang, Tbk. sedang melakukan studi kelayakan untuk membangun pabrik Smelter Grade Alumina (SGA) yang direncanakan akan dibangun pada Kawasan Industri Mandor.

Penggerak Utama
Potensi yang paling besar adalah dari sektor pertanian. Pertanian menjadi penggerak utama dan ujung tombak kegiatan ekonomi Landak. Setiap tahun lebih dari separuh total kegiatan ekonomi dihasilkan sektor ini. Menurut data BPS Kabupaten Landak, pada 2003, nilai kegiatan ekonomi pertanian sudah mencapai Rp.275,74 miliar. Jumlah tersebut meningkat dibandingkan angka 2001 yang meraup Rp.255,13 miliar.

Menurut Ir. Pa’du Limbong, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Landak, salah satu variabel utama untuk mengukur keberhasilan pembangunan ekonomi Landak bisa dilihat dari perolehan Produksi Domestik Regional Bruto (PDRB). Pada 2001, PDRB Landak baru Rp.492,62 miliar. Tahun 2003 menjadi Rp.534,91 miliar atau rata-rata naik 3,16% per tahun. Dari jumlah itu, pertanianlah penyumbang terbesar. “Tahun lalu, sektor pertanian menyumbang 56% terhadap PDRB,” papar Limbong.

Sampai akhir tahun 2009 tercatat luas sawah 71.329 hektar (7,20%) dan tanaman kering 919.581 hektar (92,80%).  Total produksi padi tahun 2008 adalah 198.101 ton; ubi kayu 88.055 ton; jagung 5.539 ton. Terdapat 51 gabungan kelompk tani dan 701 kelompok tani.
Sektor pertanian memiliki multi effects yang sangat besar terhadap pertumbuhan ekonomi daerah. Antara lain  meningkatkan pendapatan daerah & pusat dari sektor pajak dan retribusi daerah; meningkatkan penerimaan daerah melalui dana perimbangan; membuka peluang & kesempatan kerja bagi masayarakat; berputarnya roda perekonomian daerah secara lebih cepat; tumbuh dan berkembangnya sektor keuangan dan perbankan (termasuk koperasi); tumbuh dan berkembangnya kegiatan perekonomian masyarakat dari sektor perdagangan dan jasa; terserapnya produk-produk pertanian masyarakat; terjadinya transfer of knowledge, technology and skill kepada masyarakat dan berkembangnya sektor informal.

Dalam membangun perekonomian kabupaten Landak menurut Bupati Landak Adrianus Asia, masih djumpai sejumlah persoalan. Setidaknya ada delapan masalah.Pertama, struktur perekonomian masyarakat masih didominasi oleh sektor primer yakni ekonomi pertanian, subsistem yang ditandai dengan produktivitas dan kualitas produksi pertanian rakyat yang rendah.Kedua, usaha Kecil dan Menengah (UKM) belum berkembang sebagai pilar utama kedua ekonomi kerakyatan di Kabupaten Landak.Ketiga, industri-industri pengolahan, utamanya pengolahan hasil-hasil pertanian rakyat belum berkembang secara kompetitif. Keempat, sektor perdagangan dan jasa belum berperan sebagai daya ungkit perekonomian daerah. Kelima, pembangunan infrasuktruktur wilayah belum berfungsi sebagai penunjang utama pembangunan dan pengembangan perekonomian daerah. Keenam, perkoperasian belum berfungsi sebagai tulang punggung ekonomi kerakyatan. Ketujuh, potensi pertambangan belum digarap secara optimal. Kedelapan, terjadi kerusakan sumber daya alam terutama kawasan hutan yang berakibat pada musnahnya keragaman sumber daya hayati, musnahnya plasma nutfah, dan perubahan ekosistem.

Untuk mengatasi permasalahan di bidang ekonomi tersebut, Pemkab Landak menerapkan sejumlah strategi. Yakni membangun sistem perekonomian kerakyatan yg ditujukan sebesar-besarnya untuk kepentingan rakyat; mengembangkan Perindustrian, Perdagangan dan Jasa melalui Pembinaan dan Pengembangan Usaha/ Pelaklu ekonomi; mewujudkan pemanfaatan potensi sumber daya alam secara efisien & sinergis sehingga mampu mengembangkan perekonomian daerah; mengembangkan perindustrian, perdagangan dan jasa melalui pembinaan dan pengembangan usaha/pelaku ekonomi dan melakukan kerjasama dengan organisasi non pemerintah maupun lembaga swasta dalam dan luar negeri.

Landak siap menerima investor. Daya dukung infrastruktur di Kabupaten Landak adalah tersedianya transportasi darat dan sungai. Semua kecamatan dapat di lewati dengan transportasi darat  yang kondisi jalannya baik dan ada beberapa kecamatan yang dapat dilewati baik dengan transportasi darat dan sungai. Panjang jalan level kabupaten di Landak adalah 982,78 km dan jalan desa 860,54 km. Sebagian sudah diaspal, sebagian berupa kerikil dan tanah.

Masalah lain yang dihadapi Pemkab Landak adalah sumber daya manusia. Menurut Bupati Landak Adrianus Asia Sidot, masalah utama pembangunan di Kabupaten Landak adalah persoalan mindset, cara, pola berpikir yang keliru, baik di masyarakat maupun aparat pemerintahan. "Cara berpikir yang paling menonjol adalah kepentingan pribadi, individu. Ini tidak baik, sangat menghambat untuk maju. Dalam pikiran masyarakat umumnya pembangunan itu tanggung jawab pemerintah, bukan rakyat. Masyarakat belum maksimal memanfaatkan hasil-hasil pembangunan. Masyarakat tidak merasa memiliki hasil-hasil pembangunan akibatnya mereka tidak mau merawatnya, memperbaiki kalau ada kerusakan; semuanya dibebankan kepada pemerintah. Ini kan repot. Tapi ini tidak semua masyarakat mempunyai sikap mental seperti itu, namun umumnya demikian,"urainya.
 
Untuk membangun Landak Adrianus menerapkan visi "Masyarakat Kabupaten Landak yang cerdas, bermoral, maju, mandiri dan terdepan, dibidang ekonomi kerakyatan yang berbasis agribisnis dan agro industri".

Adapun misinya adalah (1). Mewujudkan SDM yang cerdas terampil, berahlak dan mulia (2). Mewujudkan pemanfaatan potensi sumberdaya alam secara evisien dan sinergis sehingga mampu mendukung pengembangan perekonomian daerah (3). Menyelengarakan pemerintahan daerah secara berdayaguna dan berhasil guna dalam rangka ke pemerintahan yang bersih dan baik. (4). Menjunjung tinggi supremasi hukum dan demokratisasi, (5). Mewujudkan pembangunan sarana dan prasarana wilayah guna menunjang pembangunan perekonomian daerah (6). Mewujudkan pembangunan pertanian sebagai basis perekonomian daerah. Motonya "Masyarakat Bersatu Landak Maju"

Untuk catatan, sebelum menjadi Bupati Adrianus adalah wakil dari Cornelis. Mereka dicalonkan PDIP dan 6 parpol kecil. Dalam pemilihan 3 Agustus 2006, pasangan ini menang 48,3% suara atas 3 kandidat lainnya. Ketika pemilihan Gubernur Kalbar, Cornelis sebagai Bupati Landak mengundurkan diri. Adrianus sesuai dengan UU No 32 Tahun 2004, naik posisi menjadi Bupati Landak. Posisi wakil bupati dipilih oleh DPRD Landak dari partai pemenang Pemilu di Landak, yakni PDIP. PDIP memilih Agustinus Sukiman sebagai Wakil Bupati mendampingi Adrianus.

Harapan
Semua pihak tentu berharap kesejahteraan masyarakat Landak akan terus meningkat. Gubernur Kalbar Cornelis dalam perayaan HUT Pemkab Landak ke-11 tanggal 12 Oktober 2010 mengingatkan agar Pemerintah Landak tidak melupakan esensi dasar dibentuknya Kabupaten Landak, yakni memberikan pelayanan yang mudah serta dapat meningkatn kesejahteraan masyarakat,  menempatkan masyarakat sebagai pilar utama pemerintahan daerah.

"Ingat, tujuan yang hendak dicapai dari kebijakan tersebut adalah pemberdayaan serta menumbuhkan prakarsa dan kreativitas masyarakat. Karena itu tiap tahun mesti dilakukan evaluasi untuk mengetahui sejauh mana tingkat pencapaian kinerja penyelengaraan pemerintahan daerah yang telah dilaksanakan,"pesan Cornelis.

Selain secara kelembagaan kepada pemerintah, kepada sosok Bupati Adrianus warga juga menyampaikan banyak harapan. Seorang warga Landak menulis di akun jejaring social Facebook Adrianus Asia "semoga bisa memberikan yang terbaik buat Landak dan masyarakatnya. Semoga di periode mendatang jalan-jalan yang menghubungkan kecamatan dengan kota kabupaten mulus semua".

Hendri dari Forum Mahasiswa Kabupaten Landak (Formakal) Yogyakarta menulis "mendukung sepenuhnya Pak Adrianus Asia Sidot untuk melanjutkan program yg telah Bapak canangkan untuk kemajuan Kab. Landak selanjtnya. Kami siap untuk mendukung sepenuhnya, Lanjutkan!"***

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bara Tarakan Membakar Kedamaian Kalimantan

Siapa sangka Kota Tarakan, Kalimantan Timur yang selama ini aman dan damai ternyata menyimpan bara yang panas. Bara itu membesar dipantik pemalakan sekelompok pemuda. Lima nyawa melayang. Bagaimana, mengapa sesungguhnya konflik itu? Siapakah suku Tidung dan Bugis Letta? Tidak pernah ada yang menyangka hari Senin 27 September 2010 menjadi hari yang paling kelam dalam sejarah masyarakat kota Tarakan. Daerah dengan motto B ersih , A man , I ndah , S ehat dan sejahtera (BAIS) itu tiba-tiba tegang, mencekam seperti kota mati. Puluhan ribu orang mengungsi. Padahal hari Minggu sebelumnya dari pagi sampai dinihari aktivitas warga berjalan normal. Umat Kristiani menjalankan ibadah hari minggu di gereja, umat lainnya ada yang beraktivitas santai, banyak juga yang bekerja seperti biasa. Namun keadaan tiba-tiba berubah menjadi tegang dan mencekam mulai diniharinya. Ketegangan bermula ketika pada Minggu sekitar pukul 22.30 WIT terjadi perkelahian tidak sei

Hasan Karman dan Prahara Singkawang

Akibat makalahnya, Walikota Singkawang Hasan Karman bak duduk di kursi pesakitan. Mengapa tulisan yang dipresentasikan dua tahun silam itu bisa memantik amarah masyarakat Melayu? Benarkah peristiwa ini kental nuansa politisnya? Tidak seperti biasanya, Hasan Karman yang biasanya ceria, mudah senyum dan welcome dengan para wartawan, selama hampir dua minggu sejak 28 Mei 2010 mendadak berubah total. Walikota Singkawang pertama dari warga Tionghoa ini serba salah. Bicara salah, tidak bicara juga salah. Ia benar-benar tedudok (terdiam-red) bak seorang pesakitan di tengah gencarnya protes, kritikan terhadap dirinya sebagai walikota Singkawang. Baik lisan, tulisan maupun aksi-aksi anarkis; dari demonstrasi hingga terror pembakaran di sejumlah tempat di kota Singkawang. Singkawang pun sempat mencekam beberapa hari. Toko-toko tutup, orang merasa was-was; bayangan konflik kekerasan masa silam menghantui warga. Konflik bermula pada hari Jumat, 28 Mei 2010. Setelah shalat Jumat, Mess Daerah K

Resonansi Pontianak-Tumbang Titi (Ketapang)

Minggu lalu (kamis 5 Juli 2012) saya menumpang sebuah mobil biro jasa travel jurusan Pontianak-Tumbang Titi, Kabupaten Ketapang. Saya memesan kursi paling depan alias dekat sopir. Pukul 09.00 pagi mobil pun datang. Ternyata belum ada penumpang di dalamnya. “Karena Bapak mau duduk paling depan maka pertama dijemput. Kita akan jemput beberapa penumpang lain lagi. Mohon sabar,Pak,”pinta sang sopir. Fery KMP Saluang, Tayan-Piasak Benar saja, saya harus benar-benar sabar. Dari pukul sembilan, ternyata mobil tersebut menjemput penumpang ke Tanjung Hulu, lalu ke Sungai Raya Dalam, ke Jalan Setiabudi-Gajahmada dan terakhir Jalan Merdeka. Dari jalan Merdeka barulah kami berangkat. Pas masuk jembatan Kapuas Dua jarum jam saya menunjukkan pukul 11.00 wib. Ternyata untuk mendapatkan kursi duduk dekat sopir, saya harus membayarnya cukup mahal, yakni dibawa berputar keliling kota Pontianak selama dua jam. Belum berjalan sesungguhnya, kepala sudah pusing.  Apa yang saya alami rupany