Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2010

Retaknya Kedamaian di Tarakan

Kota Tarakan, Kalimantan Timur selama ini dikenal sebagai kota yang damai. Namun gara-gara pemalakan, terjadi konflik berdarah yang membawa identitas etnis Bugis Latta dan Tidung dan menewaskan lima orang. Oleh Edi V Petebang, dari berbagai sumber   Menurut informasi yang dihimpun dari berbagai sumber, terutama versi polisi seperti yang disampaikan dalam siaran pers Divisi Humas Mabes Polri dan dimuat di akun Twitter dan Facebooknya, Rabu (29/9/2010). Konflik bermula dari hal sepele, yakni pemalakan. P ada hari Minggu, 26 September 2010  sekitar jam 22.30 WITA. Pada saat itu A bdul Rahmansyah , Warga Kel urahan Juanta Permai sedang melintas di Perum Korpri J alan Seranai III, Juata Kec amatan Tarakan Utara, Kota Tarakan Kalimantan Timur. Abdul membeli rokok. Entah apa pasalnya, terjadi pertengkaran dan berujung perkelahian antara Abdul dengan enam pemuda. Akibatnya Abdul mengalami luka-luka di telapak tangan. Se lanjutnya Abdul Rahmansyah pulan

Ketapang, Kabupaten Bertuah Yang Merana

Ketapang adalah negeri bertuah yang memiliki kekayaan alam melimpah ruah. Namun sayang karena salah urus akibatnya masih 85.766 jiwa (18,27%) rakyatnya miskin, peringkat kedua terburuk di Kalbar. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) tahun 2007 adalah nomor empat berburuk (66,02) di Kalbar. Kabupaten Ketapang merupakan kabupaten terluas  di provinsi Kalbar yakni 31.588 km 2 atau  21,52 persen dari seluruh wilayah Kalbar. Sebelah Utara berbatasan dengan Kab. Sanggau dan Kab. Sekadau. Selatan   berbatasan dengan Laut Jawa ; B arat berbatasan dengan Kab. Pontianak, Kab. Kayong Utara dan Selat Karimata ; Timur berbatasan dengan Prov.Kalimantan Tengah, Kab. Sintang dan Kab. Melawi. Ada 2 4 k ecamatan dengan 5 Kelurahan dan 216 Desa Pada akhir tahun 2007 jumlah penduduk Ketapang adalah 403.625 jiwa. Penduduk Ketapang, khususnya di kota Ketapang adalah multi etnis. Suku Dayak dan Melayu serta Tiongh o a merupakan tiga suku terbesar. Seiring dengan makin banyaknya dibuka perkebunan saw

Kisah Pengkatolikan Dayak Jangkang

Judul buku: From Headhunter to Catholics, Studi dan Pendekatan Semiotika Dayak Djangkang. Penulis: R. Masri Sareb Putra Penerbit: Universitas Multimedia Nusantara, Jakarta, 2010 Satu lagi buku menarik tentang Dayak yang ditulis oleh orang Dayak. Sudah banyak buku tentang Dayak yang ditulis orang non Dayak, terutama orang luar negeri. Tentu apa yanag ditulis orang luar ada nuansa yang berbeda jika yang menulis pemilik dan pelakunya sendiri yang menulis atas dasar pengalaman nyata. Penulis buku ini, R. Masri Sareb Putra, adalah putra asli Dayak Jangkang yang tergolong penulis produktif di Indonesia. Sejak 1984 telah menulis ribuan artikel yang tersebar di berbagai media massa di Indonesia serta 47 judul buku tentang berbagai topic, baik fiksi maupun non fiksi. Inilah kredit poin pertama buku ini. Jangkang berasal dari nama kayu meranti (tokamp jangkang) yang tumbuh subur di sepanjang anak Sungai Jangkang. Sungai Jangkang bermuara ke s ungai Ence. Sungai Ence bermuara ke Sungai Meng

Menanti Era Baru "Kemerdekaan Dayak" di Ketapang

Ibarat bangsa Israel menanti mesias baru untuk menyelamatkan mereka, masyarakat Dayak di Kabupaten Ketapang sepertinya menemukan mesias (juru selamat) itu dalam diri Henrikus, Bupati Dayak pertama di Ketapang setelah 65 tahun Indonesia merdeka. Bisakah harapan masyarakat Dayak di sana khususnya dan masyarakat umumnya akan perbaikan nasib, peningkatan kesejahteraan, terhindar dari perampasan tanah untuk perkebunan besar, pertambangan dan industri lainnya itu diwujudkan Henrikus?     Tepat pukul 16.15 WIB pesawat Trigana yang KR tumpangi bersama Bupati Bengkayang Suryadman Gidot dan 9 anggota rombongannya mendarat di bandara Rahadi Usman Ketapang. Memasuki kota Ketapang tidak terasa akan ada pelantikan orang tertinggi di bumi Bertuah tersebut. Sepanjang jalan dari bandara menuju salah satu hotel di tengah kota, tidak satu pun dijumpai baliho atau spanduk ucapan selamat atau sejenisnya berkenaan gawai pelantikan bupati. Berbeda dengan pelantikan bupati di lima kabupaten lainnya tahun 2