Langsung ke konten utama

PLN Merampot Ke?

"PLN ni merampot jak. Masak padam teros,"kata Walikota Pontianak Sutarmidji dalam logat Melayu Pontianak yang kental ketika diminta tanggapannya oleh wartawan tentang kinerja PLN di kota Pontianak. Kemarahan warga terhadap PLN sudah diubun-ubun. SMS dan email yang dimuat di sejumlah harian lokal di Pontianak penuh berisi sumpah serapah dan caci maki terhadap PLN. Begitu juga di kontak pembaca website PLN (www.plnkalbar.go.id).

"Kapan derita listrik mati akan berakhir di Pontianak, bukannya perbaikan pelayanan yang diberikan tapi malah tambah hancur, biaya oprasional yang harus kami keluarkan lebih banyak apabila listrik mati.... semua hanya mengedepankan wacana tanpa ada realisasinya, mending PLN kalbar tutup saja diganti swasta,"tulis pamoengkas_dj@yahoo.com.

"Bapak2 yang ade di PLN yang terhormat... kalau maseh nak dihormati lah..ngape email saye mintak kompensasi tak ade tanggapannye ini bukan agek sebulan atau dua bulan PLN bebuat sering semaok lior dengan alasannye mati idop mati idop, malahan dah betaon penyaketnye. Saye rase kemanjaan benar bah pln ni dibiarkan jak, mentang2 orang pontianak banyak besabar kali ye. Tolonglah,"tulis iqbal_jabbar@yahoo.com

Ada yang sangat kasar mengirim SMS dan dimuat di sejumlah koran lokal. "PLN antu bangket. setiap maok magrib lampu mati terus. Tidak peduli orang mao sholat. Pontianak terbelakang dan menjadi jaman purba akibat PLN. Pesan saya untuk PLN, lanjutkan!".

"Kita banyak dirugikan PLN. Apa gubernur, DPRD dan walikota masih santai di rumah dengan gensetnya".

"Ayo ganyang PLN! PLN= Penghuni Limbah Neraka. PLN tadak malu ke dimaki orang teros? PLN teros membohongi masyarakat, gare-gare layanganlah. Merampot jak".

Bukan hanya di kota Pontianak, di daerah lain pun di Kalbar ini kondisi listrik setali tiga uang, bahkan lebih buruk. "Tolong diurus dong PLN nanga Pinoh. Masa dari tahun kemarin mati terus, mati 2x24 jam-nyala hanya 12 jam. Alasan mesin rusak, tapi kalau hari raya atau ada kunjungan dari pejabat, pasti listriknya bisa normal! Itu bukan mesin rusak, orang dalamnya yang korupsi kelewat hebat! Tadi pagi nyala, tapi seperti gak niat, nyala mati nyala mati kayak orang lemah syawat,"tulis flytosky@indosat.net.id.

Ketua Kadin Kota Pontianak Syarifudin Nasution menduga ada korupsi di PLN Kalbar sebagai salah satu penyebab buruknya kinerja PLN. "Percuma investor diundang jika PLN belum bisa mengatasi krisi listrik,"ujarnya.

Sutarmidji dan jutaan rakyat Kalbar sangat wajar mengungkapkan kemarahannya kepada PLN. Karena pada akhir Juli hingga 14 Agustus 2009 lalu pemadaman listrik terjadi saban waktu, baik siang maupun malam tak keruan lagi. Meski tidak ada jadwal pemadaman, tetap saja padam.

Dalam pertemuan PLN bersama DPRD dan Walikota Pontianak, PLN habis-habisan dihujani pertanyaan, kritikan tentang kinerja mereka. DPRD menilai PLN ekslusif karena selama ini tidak melibatkan pemerintah daerah dalam masalah kelistrikan. "Kami siap menghadap Presiden SBY untuk meminta pembangkit listrik baru,"ujar Junaidi Bustam, anggota DPRD Kota Pontianak.

Walikota Pontianak Sutarmidji meminta PLN memberikan informasi yang transparan tentang kondisi PLN. Jangan alas an layangan atau penerangan jalan yang jadi alas an karena hanya akan ditertawakan rakyat. "Masak pagi, malam padam juga padahal tidak ada orang main layangan,"tanyanya.

Sutarmidji juga membantah bahwa kantor-kantor pemerintah Kota Pontianak menunggak tagihan listrik. Bahkan menurutnya, PLN lah yang belum membayar pajak penerangan jalan umum kepada Pemkot Pontianak. "Masyarakat harus tahu bahwa Pemkot tidak bisa intervensi kepada PLN. Kalau marah jangan kepada Pemkot, tapi kepada BUMN yang memonopoli listrik itu. Buatlah pemahaman yang rasional, jangan malah membuat orang kesal,"pungkas Midji.

Mewakili masyarakat, Komnas HAM Perwakilan Kalbar memanggil PLN untuk dimintai penjelasan soal pemenuhan kebutuhan listrik sebagai salah satu hak dasar warga. Menurut Daniel S. Bangun, manajer niaga PT PLN Wilayah Kalbar, sebab utama pemadaman bulan Juli-Agustus adalah karena perawatan rutin pada mesin utama di Siantan (30 MW). "Kalau pemadaman yang sering terjadi tapi tidak lama, penyebab utamanya adalah karena korsleting akibat tali layangan kawat,"jelasnya.

Solusi listrik
Menurut Edi V.Petebang, anggota Komnas HAM Perwakilan Kalbar, dalam pertemuan segitiga Komnas-PLN dan YLKI Kalbar, pihak PLN telah menyusun rencana jangka pendek dan jangka panjang untuk mengatasai krisi listirk di Kalbar. Dalam jangka pendek (2007-2010) ada lima upaya. Yakni penambahan kapasitas mesin 15 MW di PLTD Siantan (operasi Des’07); penambahan mesin sewa 20 MW di PLTD Siantan (operasi Juni’08); menambah mesin sewa 81 MW di lokasi tersebar (April’10); sosialisasi program hemat energi; penggeseran waktu pemakaian listrik industri dan mal.

Sedangkan dalam jangka panjang (2008-2017), PLN akan mempercepat pembangunan pembangkit listri berikut ini.
No Pembangkit Daya Lokasi Pendanaan Pengerjaan
1. PLTU Batu Bara 2 x 50 MW Parit Baru Per-PRESS 71/200 2010/2011
2. PLTU Batu Bara 2 x 25 MW Pt Kura-Kura Per-PRESS 71/2006 Thn 2010/11
3. PLTMH Merasap 2 x 750 KW Bengkayang ADB Thn 2009/10
4. PLTU Batu Bara 2 x 25 MW Parit Berkat IPP Thn 2011/12
5. PLTU Batu Bara 2 x 7 MW Ketapang IPP Thn 2010/11
6. PLTU Gambut 3 x 67 MW Mempawah IPP(proses AMDAL) Thn 2011/12/15
7. Interkoneksi 275 KV ke Sarawak 3 x 100 MW Bengkayang-Kuching APLN 2011/13/15

Menurut Daniel, strategi pembangunan pembangkit listrik yang akan dilakukan PLN adalah sebagai berikut.
1. Daerah Pesisir Pantai dibangun PLTU dengan bahan bakar batubara dan PLTU Mulut Tambang untuk daerah hulu.
2. Memanfaatkan energi terbarukan seperti PLTA, PLTM/PLTMH, biofuel dan cangkang.
3. Memanfaatkan Gambut sebagai Energi Primer (Sei Pinyuh, Mempawah dan sekitarnya).
4. Transmisi 150 kV untuk menghubungkan pusat-pusat pembangkit dan pembentukan grid nasional.
5. Penyambungan listrik dari Sarawak untuk daerah perbatasan (Badau, Entikong, Seluas, Sajingan).Interkoneksi Sistem Kalimantan dan Sarawak (275 kV). Tarif komersial listrik SEB (Sarawak Energy Berhard) 0.30 s/d 0.4 RM per kWh (Rp.959 s/d 1279) per kWh, kurs 1RM = Rp.3198. Sesuai Ijin Menteri ESDM (2008) pelaksanaan tahap I di Sajingan (200 Kva) dan Badau (400 kVA)

PLN juga terus melakukan penghematan agar tidak rugi melulu. Kerugian PT PLN Wilayah Kalbar pada 2009 diproyeksikan sebesar Rp3,3 triliun untuk mempertahankan target pertumbuhan konsumsi 6-7 % guna mendukung ekonomi daerah. General Manager PLN Wilayah Kalbar Haryanto WS akhir pekan ini di Pontianak mengatakan bahwa angka tersebut diperoleh dengan asumsi harga bahan bakar minyak untuk industri Rp7 ribu per liter. Ia mengatakan, proyeksi kerugian 2009 meningkat Rp.800 miliar dibanding 2008 sebesar Rp2,5 triliun. Sedangkan pada 2007 hanya Rp1,4 triliun."PLN tetap komitmen untuk mendukung ekonomi di Kalbar,"kata Haryanto.

Krisis energi listrik merupakan persoalan krusial di Indonesia. Mengharapkan PLN saja tidaklah mampu. Maka mestinya pemerintah memfasilitasi upaya masyarakat untuk membuat listrik skala kecil (mikro hydro).

Upaya lain adalah melalui energi listrik. Sekitar 5.000 rumah yang berada di desa terpencil dan pulau-pulau kecil di Kalbar telah terpasang listrik tenaga surya dan sedang ditenderkan untuk 23.000 lagi. Menurut Kepala Bidang Ketenagalistrikan, Minyak dan Gas Bumi Dinas Pertambangan dan Energi kalbar, Eddy Masudy, tahun 2009 akan dibangun 3.932 unit solar sel untuk masyarakat. Satu unit solar sel yang bisa menghasilkan lsitrik 50 watt seharga tujuh jutaan rupiah.

Kita juga harus berperan aktif dengan cara menghemat energi listrik. Sudahkah kita melakukan efisiensi listrik?***

Artikel ini dimuat di Majalah KR No.169, September 2009.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bara Tarakan Membakar Kedamaian Kalimantan

Siapa sangka Kota Tarakan, Kalimantan Timur yang selama ini aman dan damai ternyata menyimpan bara yang panas. Bara itu membesar dipantik pemalakan sekelompok pemuda. Lima nyawa melayang. Bagaimana, mengapa sesungguhnya konflik itu? Siapakah suku Tidung dan Bugis Letta? Tidak pernah ada yang menyangka hari Senin 27 September 2010 menjadi hari yang paling kelam dalam sejarah masyarakat kota Tarakan. Daerah dengan motto B ersih , A man , I ndah , S ehat dan sejahtera (BAIS) itu tiba-tiba tegang, mencekam seperti kota mati. Puluhan ribu orang mengungsi. Padahal hari Minggu sebelumnya dari pagi sampai dinihari aktivitas warga berjalan normal. Umat Kristiani menjalankan ibadah hari minggu di gereja, umat lainnya ada yang beraktivitas santai, banyak juga yang bekerja seperti biasa. Namun keadaan tiba-tiba berubah menjadi tegang dan mencekam mulai diniharinya. Ketegangan bermula ketika pada Minggu sekitar pukul 22.30 WIT terjadi perkelahian tidak sei

Hasan Karman dan Prahara Singkawang

Akibat makalahnya, Walikota Singkawang Hasan Karman bak duduk di kursi pesakitan. Mengapa tulisan yang dipresentasikan dua tahun silam itu bisa memantik amarah masyarakat Melayu? Benarkah peristiwa ini kental nuansa politisnya? Tidak seperti biasanya, Hasan Karman yang biasanya ceria, mudah senyum dan welcome dengan para wartawan, selama hampir dua minggu sejak 28 Mei 2010 mendadak berubah total. Walikota Singkawang pertama dari warga Tionghoa ini serba salah. Bicara salah, tidak bicara juga salah. Ia benar-benar tedudok (terdiam-red) bak seorang pesakitan di tengah gencarnya protes, kritikan terhadap dirinya sebagai walikota Singkawang. Baik lisan, tulisan maupun aksi-aksi anarkis; dari demonstrasi hingga terror pembakaran di sejumlah tempat di kota Singkawang. Singkawang pun sempat mencekam beberapa hari. Toko-toko tutup, orang merasa was-was; bayangan konflik kekerasan masa silam menghantui warga. Konflik bermula pada hari Jumat, 28 Mei 2010. Setelah shalat Jumat, Mess Daerah K

Resonansi Pontianak-Tumbang Titi (Ketapang)

Minggu lalu (kamis 5 Juli 2012) saya menumpang sebuah mobil biro jasa travel jurusan Pontianak-Tumbang Titi, Kabupaten Ketapang. Saya memesan kursi paling depan alias dekat sopir. Pukul 09.00 pagi mobil pun datang. Ternyata belum ada penumpang di dalamnya. “Karena Bapak mau duduk paling depan maka pertama dijemput. Kita akan jemput beberapa penumpang lain lagi. Mohon sabar,Pak,”pinta sang sopir. Fery KMP Saluang, Tayan-Piasak Benar saja, saya harus benar-benar sabar. Dari pukul sembilan, ternyata mobil tersebut menjemput penumpang ke Tanjung Hulu, lalu ke Sungai Raya Dalam, ke Jalan Setiabudi-Gajahmada dan terakhir Jalan Merdeka. Dari jalan Merdeka barulah kami berangkat. Pas masuk jembatan Kapuas Dua jarum jam saya menunjukkan pukul 11.00 wib. Ternyata untuk mendapatkan kursi duduk dekat sopir, saya harus membayarnya cukup mahal, yakni dibawa berputar keliling kota Pontianak selama dua jam. Belum berjalan sesungguhnya, kepala sudah pusing.  Apa yang saya alami rupany