Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2009

TOYET MENJADI CALEG

TOYET MENJADI CALEG Oleh Edi v. Petebang Hari-hari ini pemandangan di berbagai sudut kota di Pontianak (dan kota, desa lainnya di Indonesia) sangat meriah. Sejak November 2008 lalu—diperkirakan makin ramai sampai puncaknya bulan April 2009--di terminal, pelabuhan, halte, jembatan, perempatan jalan, pinggir jalan, di atas jalan (digantung maksudnya), bis umum, perahu motor, kapal, oplet, mobil pribadi sepeda motor, dan tempat-tempat atau fasilitas umum disesaki dengan poster, stiker, baliho, banner, spanduk para calon anggota legislatif atau yang familiar disingkat caleg. Ada caleg DPD, DPR-RI, DPRD Provinsi dan DPRD Kota/Kabupaten. Belum lagi yang dibagi-bagikan kepada pengendara di jalan atau datang ke rumah-rumah; atau kalendernya sekedar dilemparkan ke halaman rumah warga. Bahkan ada yang memajang posterya di batang pohon. Ada juga yang mengecat mobilnya dengan foto, partai dan nomor urutnya. Ada yang mengecat kios, rumah, pondok atau apapun banguan dengan warna parpol tertentu dis

PEREMPUAN KALIMANTAN MELAWAN KETIDAKADILAN

PEREMPUAN KALIMANTAN MELAWAN KETIDAKADILAN Kongres perempuan pertama sebagai tonggak baru gerakan perempuan Kalimantan Oleh Edi v.Petebang Tahun ini, tepatnya tanggal 26-28 Februari, sejarah telah ditulis di Pontianak, Kalimantan Barat. Selama tiga hari tersebut, untuk pertama kalinya sebanyak 250 orang perempuan dari Kalimantan Barat, Timur dan Tengah (Kalsel batal hadir), berkumpul bersama saling berbagai pengalaman, saling meneguhkan dan membuat komitmen baru untuk menegakkan hak-hak perempuan dalam sebuah pagelaran yang diberi tajuk “Kongres Perempuan Kalimantan”. Inilah tonggak sejarah, babak baru gerakan perempuan Kalimantan melawan ketidakadilan jender, diskriminasi dan pelanggaran atas hak-hak perempuan. Kongres ini dilatarbelakangi strategisnya peran perempuan sebagai pencipta dan pemelihara perdamaian di satu sisi; namun di sisi lain, perempuana tidak dilibatkan dalam berbagai keputusan publik, baik di level formal maupun informal. Padahal dalam banyak kasus perempuan lah

Church educates villagers on impact of oil-palm plantations

CHURCH EDUCATES CILLAGERS ON IMPACT OF POIL PALM PLANTATIONS by Edi Petebang (www.ucanews.com/ February 24, 2009) PONTIANAK, Indonesia (UCAN) -- The Church in Kalimantan is working with NGOs to educate villagers on the impact of oil-palm plantations in their areas. Seventy companies are clearing land for the plantations in West Kalimantan province, which is covered by Pontianak archdiocese and Ketapang, Sanggau and Sintang dioceses. "In many cases, people do not get much information about the plantations and their impact," said Kristianus Jumpat, executive secretary of the commission for socio-economic development of Pontianak archdiocese. "They just get promises from companies. So we need to inform them about the positive and negative aspects of the plantations." Since early this year, a task force comprising 15 representatives of the commission and several NGOs has visited two of 50 villages in the affected area. The intention of the visits, to be conducted at lea