Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2012

Menganjan, Penebusan Dayak Pesaguan

“Kalau kalian mau punya keturunan, pergilah mengayau ke Arut, Kalimantan Tengah, ke arah matahari terbit. Potong kepala Patih Arut. Bawa kepalanya utuh dan segar sebagai ganti kalian untuk tumbal menganjan,”perintah Ukat Bebodah kepada Sesulor dan Sesileh. Memotong garong Peristiwa ini selalu dikenang masyarakat Dayak Pesaguan yang menghuni daerah aliran sungai Pesaguan dan anak-anaknya di Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat dalam setiap ritual menganjan. Menganjan adalah ritual agar arwah masuk ke serugo tujoh sebayan dalam (surga, bahasa Pesaguan). “ Dalam ritual menganjan, masyarakat Dayak Pesaguan diingatkan akan pengorbanan jiwa raga orang Tuluyan yang selalu dijadikan tumbal dalam setiap ritual menganjan,”jelas Gemalo Nius, kepala adat kampung Serengkah Kanan (55 tahun). Menganjan dilakukan pada saat kematian atau beberapa tahun kemudian. Jika saat kematian, maka menganjan dilakukan jika pembuatan sandung atau tambak telah selesai. Artinya butuh waktu    tiga